Signal dan Telegram catat peningkatan pengguna
Sejak kontroversi kebijakan privasi baru WhatsApp, Telegram dan Signal mencatat peningkatan pengguna.
Kebijakan baru terkait privasi WhatsApp berhasil menggegerkan penggunanya dan beralih ke aplikasi perpesanan instan lain. Bagaimana tidak, mereka mengantisipasi seluruh datanya diambil oleh payung perusahaan aplikasi tersebut, yaitu Facebook. Meski telah mengklarifikasi bahwa data yang dimaksud ditujukan untuk akun bisnis, namun hal itu tidak menyurutkan kekecewaan pengguna dan beralih ke aplikasi lain, seperti Telegram atau Signal.
Dalam sebuah laporan yang dikutip dari Gizmochina (14/1), hanya dalam waktu singkat, Signal dan Telegram mendapatkan jutaan pengguna baru yang mengunduh aplikasi mereka. ETNews mencatat, terjadi peningkatan pengguna Signal sebanyak hampir 18 kali lipat hanya dalam waktu seminggu.
Untuk diketahui, Signal merupakan aplikasi perpesanan yang dirilis pada 2014 lalu dan dikembangkan oleh Signal Foundation dan Signal Messenger. Perusahaan mencatat hampir satu juta unduhan tiap harinya sejak kontroversi kebijakan baru WhatsApp. Pada 10 Januari lalu, aplikasi ini telah mengumpulkan 810.000 unduhan.
Mirip dengan Signal, Telegram pun mendapat imbas positif yang sama. Platform tersebut melihat banyaknya pengguna baru dengan 25 juta unduhan baru hanya dalam 72 jam terakhir. Sebanyak 38% dari angka tersebut merupakan pengguna asal Asia. Sementara itu, wilayah lain seperti Eropa menyumbang 21%, Amerika Latin 21%, dan MENA 8%.
Dengan adanya pergerakan ini, kita tahu bahwa dunia kini menjadi lebih sadar akan privasi. Perpindahan dari WhatsApp pada dasarnya telah menyebabkan perpindahan massal ke platform lain, yang menawarkan standar privasi dan perlindungan data pengguna yang lebih baik.