Strategi nasional untuk penerapan AI: Meningkatkan daya saing indonesia

Oleh: Erlanmart - Selasa, 10 Sep 2024 10:03 WIB

Penerapan kecerdasan buatan atau artificial intelligent (AI) sudah tidak asing lagi di industri. Banyak perusahaan telah memanfaatkan AI untuk mendorong produktivitas sekaligus efisiensi.

Penerapan kecerdasan buatan atau artificial intelligent (AI) sudah tidak asing lagi di industri. Banyak perusahaan telah memanfaatkan AI untuk mendorong produktivitas sekaligus efisiensi. Dengan perkembangan yang massif, AI Generatif diyakini akan mendorong transformasi pada berbagai industri global.

AI sendiri bukanlah hal baru. Operator telekomunikasi misalnya telah menerapkan AI dalam praktik bisnis sejak lama. AI tradisional tersebut, seperti advanced analytics, traditional machine learning, dan deep learning.

Namun kini tantangan penerapan AI adalah bagaimana agar tidak terjebak dalam teknologi semata. Pasalnya, banyak pelaku industri yang memaksakan penerapan AI karena ikut-ikutan, tanpa melihat prospek bisnis dan ditopang oleh SDM yang mumpuni.

Deputy EVP Digital Technology and Platform Business, Telkom Indonesia, Ari Kurniawan tren kapitalisasi pasar global generatif AI ini menarik tingkat modal yang signifikan di semua segmen dari US$ 44 pada tahun 2020 menjadi US$16.300 pada tahun 2023. Hal tersebut membuat AI kini sudah menjadi kebutuhan bagi banyak industri di dunia termasuk Indonesia.

Namun di Indonesia sendiri, penerapan AI masih tertinggal bahkan jika dibandingkan negara-negara tetangga di Asia Tenggara atau ASEAN. Indonesia berada di posisi keempat dengan overall index 61,03, di bawah Singapura (81,97), Malaysia (68,71) dan Thailand (63,03). Untuk mengejar ketertinggalan itu, Ari Kurniawan menyebut harus ada strategi nasional untuk penerapan AI di Indonesia.