Strava gandeng CEO baru, prioritaskan AI dan inklusi gender
Martin mengungkapkan rencananya untuk memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dalam mengatasi berbagai tantangan, termasuk mendeteksi kecurangan di papan peringkat Strava.
Strava, aplikasi kebugaran sosial yang telah meraih pendanaan $150 juta selama 15 tahun dan memiliki lebih dari 100 juta pengguna, kini berada di titik krusial untuk mengembangkan bisnisnya lebih lanjut. Michael Martin, mantan eksekutif YouTube dan Nike, ditunjuk sebagai CEO baru pada Januari lalu, menggantikan Michael Horvath yang mundur pada Februari 2023.
Dalam wawancara eksklusif dengan TechCrunch (22/7), Martin mengungkapkan rencananya untuk memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dalam mengatasi berbagai tantangan, termasuk mendeteksi kecurangan di papan peringkat Strava dan meningkatkan inklusi gender di platform tersebut.
Salah satu prioritas utama Martin adalah mengimplementasikan teknologi AI untuk memperbaiki integritas papan peringkat Strava. Papan peringkat ini memungkinkan pengguna bersaing di segmen-segmen rute tertentu, namun sering kali terjadi kecurangan seperti penggunaan e-bike pada rute lari. Strava akan menggunakan pembelajaran mesin untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan berdasarkan data historis.
“Kami telah mencoba menggunakan algoritma manual, namun seringkali gagal dalam mendeteksi kecurangan secara akurat,” ujar Martin. “Dengan AI, kami berharap dapat menemukan pola-pola yang tidak terbayangkan oleh manusia.”
Selain itu, Strava akan meluncurkan fitur “athlete intelligence” yang menggunakan AI generatif untuk menganalisis data pengguna dan memberikan panduan serta ringkasan kinerja dan tujuan kebugaran. Fitur ini hanya tersedia bagi pelanggan premium.