Peneliti ungkap tabrakan Galaksi Bima Sakti dan Andromeda mungkin tidak terjadi

Oleh: Lysti Rahma - Minggu, 25 Agst 2024 10:56 WIB

Andromeda, atau Messier 31, adalah galaksi besar terdekat dengan Bima Sakti, berjarak sekitar 2,5 juta tahun cahaya dari Bumi.

Tabrakan antara galaksi Bima Sakti dan galaksi Andromeda, yang selama ini diperkirakan sebagai peristiwa kosmik yang tak terelakkan, kini diragukan. Sebuah studi terbaru menyebutkan bahwa kemungkinan kedua galaksi raksasa ini bertabrakan dalam 10 miliar tahun ke depan hanya sekitar 50%. Studi ini mengubah pandangan lama yang menganggap tabrakan tersebut sebagai keniscayaan.

Dilansir dari Space.com (25/8), Andromeda, atau Messier 31, adalah galaksi besar terdekat dengan Bima Sakti, berjarak sekitar 2,5 juta tahun cahaya dari Bumi. Sejak pertama kali diamati pada tahun 1912, para astronom memperkirakan bahwa Andromeda sedang bergerak mendekati Bima Sakti dengan kecepatan 110 kilometer per detik. Penggabungan kedua galaksi ini diprediksi akan membentuk galaksi baru yang disebut "Milkomeda."

Namun, penelitian terbaru yang dipimpin oleh Till Sawala dari Universitas Helsinki, Finlandia, menyebutkan bahwa skenario tabrakan ini masih belum pasti. Dalam studi yang diterbitkan di jurnal arXiv, tim peneliti melakukan simulasi menggunakan data terbaru dari teleskop Gaia dan Hubble. Mereka mempertimbangkan berbagai faktor yang sebelumnya diabaikan, seperti efek gravitasi dari galaksi-galaksi kecil di sekitar Bima Sakti dan Andromeda, yang dapat mengubah jalur orbit kedua galaksi tersebut.

"Narasi populer mengenai tabrakan galaksi ini mungkin harus direvisi, tetapi tidak sepenuhnya dihilangkan," kata Manasvi Lingam, astrobiolog dari Florida Institute of Technology yang tidak terlibat dalam penelitian ini. Lingam menekankan bahwa meskipun kemungkinan tabrakan berkurang, risiko tetap ada, dan dampaknya pada galaksi kita bisa sangat signifikan.

Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa dalam skenario di mana tabrakan tidak terjadi, kedua galaksi akan melewati satu sama lain pada jarak yang cukup jauh. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pada tepi luar galaksi, memicu pembentukan bintang baru, dan membentuk jejak gas dan debu di ruang antar galaksi. Namun, jika tabrakan tetap terjadi, para ilmuwan memprediksi bahwa tata surya kita akan terdorong ke salah satu lengan terluar galaksi baru.