Tanggapan Bukalapak atas tindakan peretasan di platformnya
Diketahui, seorang peretas yang bernama Gnosticplayers telah meretas situs Bukalapak dan lima situs lain. Pihak Bukalapak pun telah memberikan konfirmasi terkait hal tersebut.
Bukalapak dikabarkan menjadi salah satu korban peretasan besar yang dilakukan oleh peretas bernama Gnosticplayers. Kabarnya, peretas ini telah membobol setidaknya belasan situs di seluruh dunia semenjak 11 Februari 2019.
Sang peretas pun dikabarkan telah menjual sekira 26,42 juta data pengguna dari enam situs, termasuk Bukalapak di Dark Web. Dia pun dikabarkan menawarkan seluruh data pengguna yang dia retas sebesar 1.243 dalam mata uang digital Bitcoin. Jumlah ini setara USD4.940 atau Rp70 juta.
“Saya marah karena saya merasa tidak ada yang belajar. Saya merasa kesal pada saat tertentu ini, karena melihat kurangnya keamanan pada 2019 ini membuat saya marah," kata sang peretas, seperti dikutip dari laman ZDNet (18/3/2019).
Selain itu, mereka juga mengaku bahwa tidak semua data yang ia peroleh dari perusahaan yang diretas akan dijual. Dia mengaku bahwa data tersebut akan digunakan sebagai alat pemerasan, menawarkan biaya tinggi untuk menyelamatkan data yang telah diretas.
"Saya mencapai kesepakatan dengan beberapa perusahaan besar, tetapi startup tidak terlalu peduli dengan data ini. Saya melakukan hal tersebut karena saya tidak bisa menjual data yang saya peroleh,” lanjutnya.