Kendaraan listrik: Tantangan dan realita di balik perjalanan menuju masa depan
Meskipun penjualan kendaraan listrik terus meningkat, dengan proyeksi 1,2 juta unit terjual di AS pada akhir 2024, tantangan yang dihadapi oleh industri ini masih signifikan.
Perkembangan kendaraan listrik (EV) telah menjadi topik hangat dalam beberapa tahun terakhir, dengan banyak yang percaya bahwa masa depan transportasi akan segera didominasi oleh kendaraan listrik. Namun, kenyataannya, transisi ini tampaknya akan memakan waktu lebih lama dari yang kita bayangkan.
Meskipun penjualan kendaraan listrik terus meningkat, dengan proyeksi 1,2 juta unit terjual di AS pada akhir 2024, tantangan yang dihadapi oleh industri ini masih signifikan. Dilansir dari The Verge (4/9), salah satu masalah utama adalah infrastruktur pengisian daya yang belum memadai. Banyak konsumen masih ragu untuk beralih ke kendaraan listrik karena kekhawatiran tentang ketersediaan stasiun pengisian daya, terutama di daerah pedesaan.
Selain itu, harga kendaraan listrik yang relatif tinggi dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar fosil juga menjadi penghalang. Menurut data dari Kelley Blue Book, harga rata-rata transaksi untuk mobil listrik pada Juli 2024 adalah $56.520. Harga ini memberikan “sticker shock” bagi banyak calon pembeli, yang mungkin lebih memilih kendaraan hibrida atau plug-in hybrid (PHEV) sebagai alternatif yang lebih terjangkau.
Kendaraan hibrida dan PHEV telah menjadi pilihan populer di pasar, memberikan persaingan yang tidak terduga bagi kendaraan listrik murni. Kendaraan ini menawarkan solusi bagi “range anxiety” atau kekhawatiran tentang jarak tempuh, dengan kemampuan untuk beralih ke bahan bakar fosil ketika baterai habis. Meskipun ini mungkin tidak ideal bagi para pendukung lingkungan, kenyataannya adalah bahwa banyak konsumen mempertimbangkan faktor harga dan kenyamanan saat membeli kendaraan.
Selain itu, beberapa produsen mobil besar seperti Tesla dan Ford telah mengurangi skala produksi kendaraan listrik mereka atau menunda peluncuran model baru karena permintaan yang tidak sesuai harapan. General Motors juga menunda produksi truk listrik dan menahan investasi dalam penambangan baterai EV. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada antusiasme awal, pasar kendaraan listrik masih dalam tahap “middle messy” atau transisi yang rumit.