Teknologi fabrikasi 3 nm Samsung terus hadapi masalah efisiensi daya dan yield
Teknologi fabrikasi 3 nm generasi pertama (SF3E) memiliki kinerja di bawah ekspektasi perusahaan dalam hal kinerja dan efisiensi daya.
Menurut beberapa rumor sebelumnya, Samsung telah mencapai kesuksesan dengan teknologi fabrikasi 3 nm-nya dan pengembangan teknologi fabrikasi 2 nm-nya juga berjalan dengan lancar. Namun, laporan terbaru dari Businesskorea menunjukkan bahwa fabrikasi 3 nm Samsung Foundry masih jauh lebih rendah dibandingkan TSMC, baik dalam tingkat hasil (yield) dan efisiensi daya.
Sebagai informasi, yield yang lebih tinggi berarti lebih banyak chip fungsional per wafer, menurunkan biaya per chip dan meningkatkan profitabilitas.
Akibatnya, sebagian besar produsen fabless termasuk NVIDIA, AMD, Intel, Qualcomm, MediaTek, dan Apple diperkirakan akan terus mengandalkan TSMC untuk chip 3 nm mereka. Dilansir dari Gizmochina (20/6), Google juga dilaporkan akan beralih ke TSMC untuk chipset kelas atas Tensor G5 pada tahun 2025. Khususnya, Tensor G4, yang akan mendukung seri Pixel 9 mendatang, masih akan diproduksi oleh Samsung Foundry dan akan didasarkan pada teknologi fabrikasi 4 nm yang diperbarui.
Samsung berbicara tentang produksi massal chip 3 nm mereka 3 tahun lalu. Pada bulan Juni 2022, Samsung Foundry menjadi perusahaan pertama di industri yang menerapkan teknologi fabrikasi gate-all-around (GAA) 3 nm untuk produksi massal. Namun karena keterbatasan, perusahaan masih kesulitan mengamankan pelanggan untuk produk akhirnya.
Teknologi fabrikasi 3 nm generasi pertama (SF3E) memiliki kinerja di bawah ekspektasi perusahaan dalam hal kinerja dan efisiensi daya. Ini dilaporkan telah diadopsi oleh beberapa skenario khusus seperti chip untuk penambangan mata uang kripto. Namun, penerapannya secara luas masih memerlukan lebih banyak perbaikan dalam efisiensi daya dan yield.