Teknologi pengenalan wajah bantu korban penculikan kembali ke orang tuanya

Oleh: Hieronimus Patardo - Rabu, 20 Mei 2020 09:45

Berbekal teknologi pengenalan wajah, seorang korban penculikan berhasil kembali ke orang tuanya setelah 32 tahun.

Teknologi pengenalan wajah berhasil membuktikan kalau teknologi ini tidak seburuk yang dipikirkan banyak orang. Memang ada beberapa kekhawatiran kalau teknologi ini berpotensi menimbulkan masalah privasi. Namun, tidak dapat dimungkiri kalau teknologi berhasil menyatukan sebuah keluarga di Tiongkok. 

Mao Yin, merupakan korban penculikan di hotel Xi'an di provinsi Shaanxi tahun 1988. Saat itu, ia baru berumur dua tahun. Ia kemudian dijual pada sebuah keluarga yang mencari anak adopsi di provinsi Sichuan. Singkat cerita, polisi akhirnya mendapatkan petunjuk mengenai kasus penjualan bayi di Sichuan yang terjadi akhir 1980an. 

Dilansir dari Ubergizmo (20/5), pihak berwenang pun melakukan investigasi. Nah, teknologi pengenalan wajah pun digunakan untuk membantu proses penyelidikan itu. Polisi melakukan pemindaian pada foto kecil Mao. Kemudian teknologi itu menjalankan simulasi untuk menentukan wajah Mao saat dewasa. Wajar saja, 32 tahun sudah berlalu sejak kejadian penculikan itu. 

Selanjutnya, polisi mencoba mencocokkan hasil simulasi tersebut dengan database nasional di Tiongkok. Menariknya, polisi menemukan adanya kecocokan di antara kedua. Tes DNA pun memperkuat dugaan kalau Mao adalah bayi yang 32 tahun lalu diculik dari orang tuanya. 

Mao pun akhirnya dipertemukan dengan kedua orang tua kandungnya itu. Pria yang menjalankan bisnis dekorasi rumah di Sichuan itu akhirnya memutuskan pindah ke Xi'an untuk tinggal dengan orang tua kandungnya. Sampai saat ini, polisi kabarnya masih berusaha menemukan identitas penculik Mao 32 tahun lalu.