Tingkat bully dan pelecehan di komunitas gamer semakin meningkat
Setengah dari 1000 gamer yang di survei oleh ADL mengaku telah mendapatkan bully dan pelecehan yang cukup parah.
Di zaman yang serba terhubung dengan internet ini, cyberbully merupakan sebuah momok yang menakutkan. Jutaan muda mudi di seluruh dunia mendapatkan bully melalui akun media sosial mereka, dan tak sedikit juga yang mendapat perundungan secara terang-terangan.
Namun ternyata, hal ini tak hanya berlaku di media sosial saja. Anti-Defamation League (ADL) mengatakan, sebanyak dua pertiga gamer online AS telah mengalami perundungan atau bully pada tingkat yang cukup "parah".
Dalam sebuah survei yang mereka lakukan, lebih dari separuh responden mengatakan bahwa mereka menjadi target sebagai korban perundungan berdasarkan ras, agama, kemampuan, jenis kelamin, orientasi seksual atau etnis.
Hampir 30 persen mengklaim identitas mereka mereka telah dilacak melalui internet dari sebuah gim online, dan hampir seperempat responden mengatakan mereka telah terpapar ideologi supremasi kulit putih, seperti lapor Engadget (26/7).
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pelecehan online semakin buruk. Survei ADL serupa yang dilakukan awal tahun ini melaporkan bahwa 37 persen orang Amerika telah mengalami pelecehan dan bully di tingkat yang "parah" secara online.