Peneliti : Tingkat kepercayaan masyarakat terkait produk berlabel AI masih rendah
Ternyata, pada sebuah studi terbaru, ada beberapa hal yang membuat masyarakat skeptis untuk membeli sebuah produk yang dilabeli dengan sebutan “ditenagai AI”.
Di zaman yang sudah dimudahkan dengan kehadiran AI, kini semakin banyak produk yang diberikan label “AI” untuk menarik perhatian pengguna. Seperti dalam berita sebelumnya yang telah dipublikasi tim Tek.id, para peneliti mengatakan bahwa hal ini malah bereaksi sebaliknya.
Soalnya, dalam sebuah studi yang diterbitkan pada Journal of Hospitality Marketing & Management pada bulan Juni 2024, peneliti menyebut mendeskripsikan suatu produk dengan kehadiran teknologi AI malah membuat calon pelanggan tidak jadi membeli.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti mengatakan bahwa ada dua jenis kepercayaan yang berperan dalam persepsi konsumen yang kurang positif terhadap produk yang menggambarkan diri mereka sebagai “bertenaga AI.”
Untuk jenis pertama disebut seabgai kepercayaan kognitif. Jenis ini berkaitan dengan standar yang lebih tinggi yang dipegang orang terhadap AI sebagai mesin yang mereka harapkan bebas dari kesalahan manusia. Jadi, ketika AI benar-benar gagal, kepercayaan itu dapat dengan cepat terkikis.
Sebagai contoh, alat penelusuran yang dibuat oleh AI milik Google dimana merangkum hasil penelusuran bagi pengguna dan menampilkan di bagian atas laman pencarian. Hasilnya, para pengguna melakukan kritik karena dianggap memberikan informasi yang membingungkan, dan bahkan beberapa orang melaporkan informasi yang tidak akurat.