Tips memperkuat keamanan online ala Google
Hampir 2 dari 3 pengguna internet di Indonesia telah mengalami kebocoran data pribadi. Insiden ini utamanya terjadi karena penggunaan kata sandi yang lemah.
Di era digital, aktivitas bertransaksi secara online menjadi hal yang lazim terjadi. Namun, seiring dengan kebiasaan tersebut, praktik kejahatan siber terus mengintai. Dengan begitu, keamanan data pribadi patut menjadi perhatian semua pihak. Hal ini berlaku untuk transaksi di berbagai platform, termasuk e-commerce.
Product Marketing Manager Google Indonesia Amanda Chan memaparkan, berdasarkan survei yang dilakukan pada September di 11 negera di kawasan Asia Pasifik, hampir 2 dari 3 pengguna internet di Indonesia telah mengalami kebocoran data pribadi. Insiden ini utamanya terjadi karena penggunaan kata sandi yang lemah.
“Kami menemukan sebanyak 89% pengguna masih mempertahankan kebiasaan menggunakan kata sandi yang lemah. Padahal, penggunaan ulang kata sandi sangat berisiko,” katanya dalam acara Shop Safer dengan Google secara virtual, Rabu (3/11).
Praktik tersebut rupanya masih sering dilakukan, karena menurut survei 40% pengguna merasa khawatir lupa jika menggunakan kata sandi baru. Sementara, 30% pengguna lain beralasan karena kepraktisan. Padahal, pengguna yang masih menggunakan sandi yang sama berpontensi dua kali lebih tinggi mengalami kasus pencurian data keuangan secara online.
Selain menyangkut dengan password, pengguna di Indonesia juga memiliki kebiasaan digital lain, dimana 3 dari 4 responden mengaku melakukan pembelian di situs yang tidak memiliki simbol tanda aman. Untuk itu, Google membantu pengguna untuk selalu memastikan situs yang diakses aman.