USPS membagikan alamat pelanggan dengan Meta, LinkedIn, dan Snap
USPS mengklaim bahwa mereka "tidak menyadari" praktik ini dan telah mengambil tindakan segera untuk menghentikannya.
Layanan Pos Amerika Serikat (USPS) diketahui telah membagikan alamat pos pelanggan daringnya dengan raksasa teknologi Meta, LinkedIn, dan Snap. Temuan ini diungkapkan dalam penyelidikan yang dilakukan oleh TechCrunch.
Dilansir dari Tech Crunch (19/7), USPS mengklaim bahwa mereka "tidak menyadari" praktik ini dan telah mengambil tindakan segera untuk menghentikannya. Namun, tidak ada rincian lebih lanjut mengenai langkah konkret yang telah diambil.
Penemuan ini bermula dari penggunaan kode pengumpul data tersembunyi atau piksel pelacakan di situs web USPS. Kode ini, yang dibuat oleh perusahaan teknologi dan periklanan, mengumpulkan informasi pengguna setiap kali halaman web dimuat di browser pelanggan. Pada kasus USPS, informasi yang dikumpulkan termasuk alamat pos dari pelanggan yang masuk ke layanan Informed Delivery, sebuah layanan yang memungkinkan pelanggan melihat foto surat yang akan mereka terima.
Dengan lebih dari 62 juta pengguna pada Maret 2024, belum jelas berapa banyak individu yang terkena dampak dari praktik ini atau berapa lama hal ini telah berlangsung.
Juru bicara USPS, Jim McKean, dalam pernyataannya kepada TechCrunch, menjelaskan bahwa "Layanan Pos menggunakan platform analitik untuk tujuan internal, memahami penggunaan produk dan layanan kami, serta memasarkan produk kami secara agregat." Ia menambahkan bahwa USPS tidak menjual atau menyediakan informasi pribadi yang dikumpulkan kepada pihak ketiga dan tidak menyadari bahwa platform tersebut membagikan informasi tanpa sepengetahuan mereka.