5 film tentang artificial intelligence
Film-film ini memberikan perspektif beragam tentang AI, dari ancaman hingga harapan untuk merenungkan masa depan teknologi dan dampaknya pada kemanusiaan.
Seiring berkembangnya teknologi, film-film tentang kecerdasan buatan (AI) semakin banyak bermunculan. Beberapa di antaranya menggambarkan AI sebagai ancaman bagi manusia, sementara yang lain menampilkan AI yang lebih manusiawi dan penuh empati. Berikut adalah 5 film yang menarik tentang AI yang patut kamu tonton, dikutip dari British Film Institute (30/5):
1. Summer Wars (2009)
Summer Wars adalah sebuah film animasi asal Jepang produksi tahun 2009 bergenre fiksi ilmiah. Film ini disutradarai oleh Mamoru Hosoda, diproduksi oleh Madhouse, dan didistribusikan oleh Warner Bros. Pictures Japan. Para pengisi suara film ini termasuk Ryunosuke Kamiki, Nanami Sakuraba, Mitsuki Tanimura, Sumiko Fuji dan Ayumu Saitō.
Summer Wars mengisahkan tentang Kenji Koiso, seorang siswa kelas sebelas pemalu yang cerdas dalam bidang matematika. Kenji dibawa ke Ueda oleh siswi kelas dua belas bernama Natsuki Shinohara untuk merayakan hari ulang tahun ke-90 nenek buyutnya. Namun, dia secara keliru dituduh sebagai orang yang meretas dunia virtual bernama OZ oleh perangkat kecerdasan buatan kejam yang disebut Love Machine. Kenji harus menangani kerusakan yang telah ditimbulkan, dan menemukan cara untuk menghentikan Love Machine melakukan kekacauan yang lebih lanjut.
2. Computer Chess (2013)
Computer Chess berlatar pada turnamen catur komputer di tahun 1980-an, ketika teknologi dan semangat manusia masih bersaing ketat. Film ini memperkenalkan para pemrogram jenius yang berusaha mengajarkan komputer untuk mengalahkan manusia dalam permainan catur.
Turnamen tersebut menjadi ajang bagi para pemrogram perangkat lunak catur untuk menunjukkan kemampuan mereka, membangun dasar bagi kecerdasan buatan yang kita kenal saat ini. Computer Chess tidak hanya menyoroti kemajuan teknologi, tetapi juga mengeksplorasi bagaimana semangat manusia tetap relevan dalam perkembangan teknologi masa depan.
3. I’m Your Man (2021)
Demi memperoleh dana penelitian untuk studinya, seorang ilmuwan menerima tawaran untuk berpartisipasi dalam sebuah eksperimen luar biasa. Selama tiga minggu, ia akan hidup bersama dengan robot humanoid yang diciptakan khusus untuk membuatnya bahagia. Eksperimen ini bertujuan untuk mengamati interaksi antara manusia dan teknologi canggih dalam konteks kehidupan sehari-hari.
Eksperimen ini tidak hanya menjadi langkah maju dalam penelitian kecerdasan buatan, tetapi juga membuka peluang baru dalam memahami potensi dan batasan hubungan antara manusia dan robot. Ilmuwan tersebut berharap eksperimen ini akan memberikan wawasan berharga yang dapat digunakan untuk pengembangan teknologi masa depan yang lebih manusiawi dan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
4. After Yang (2021)
Jake, seorang ayah muda, menghadapi krisis ketika android kesayangan putrinya, yang bernama Yang, mengalami kerusakan. Dalam usahanya mencari cara untuk memperbaiki Yang, Jake tanpa disadari menemukan kembali makna hidup yang selama ini terlewatkan. Usaha tersebut membawanya pada perjalanan introspeksi yang mendalam.
Selama proses perbaikan, Jake menyadari adanya jarak yang tak terlihat antara dirinya, istri (Jodie Turner-Smith), dan putrinya. Momen-momen ini membantunya untuk kembali terhubung dengan keluarganya, memahami pentingnya kehadiran dan kedekatan emosional yang sebelumnya terabaikan. Perjalanan Jake menjadi cerminan akan betapa pentingnya waktu dan perhatian dalam menjaga keharmonisan keluarga di tengah kesibukan sehari-hari.
5. Atlas (2024)
Atlas Shepherd (Lopez), seorang analis data brilian namun misantropis dengan ketidakpercayaan mendalam terhadap kecerdasan buatan (AI), bergabung dalam misi untuk menangkap robot pemberontak yang memiliki hubungan misterius dengannya. Misi ini menjadi semakin rumit ketika Shepherd harus menghadapi masa lalunya yang kelam dan misterius dengan robot tersebut, memicu konflik batin antara kebenciannya terhadap AI dan kebutuhan untuk menyelesaikan tugasnya.
Ketika rencana mulai berantakan, Shepherd dihadapkan pada pilihan sulit: satu-satunya harapan untuk menyelamatkan masa depan umat manusia dari ancaman AI adalah dengan belajar mempercayai teknologi yang selama ini ia benci. Dalam situasi kritis ini, Shepherd harus menghadapi dilema moral dan emosional, mempertaruhkan segala sesuatu yang ia yakini demi menyelamatkan dunia dari kehancuran.
Film-film ini memberikan perspektif beragam tentang AI, dari ancaman hingga harapan. Melalui cerita-cerita ini, kita diajak merenungkan masa depan teknologi dan dampaknya pada kemanusiaan.