Belajar dari film Awake untuk hadapi pandemi
Dalam film Awake dikisahkan tidak semua manusia terjangkit penyakit tidak bisa tidur. Terdapat beberapa manusia dengan gen khusus sehingga mampu tidur.
Awake merupakan film garapan Mark Raso yang ditayangkan di Netflix dengan durasi 96 menit. Film dengan genre Sci-Fi Thriller ini memiliki latar permasalahan dunia yang sedang dilanda pandemi dimana orang-orang tidak bisa tidur. Dalam film digambarkan seluruh umat manusia sedang mengalami kehilangan kemampuan untuk tidur.
Film ini secara garis besar menceritakan tentang perjuangan sebuah keluarga yang beranggotakan 3 orang, dimana sang ibu bernama Jill Adam (Gina Rodriguez) dengan dua orang anaknya, Matilda (Ariana Greenblat), dan Noah (Lucius Hoyos) dalam menghadapi pandemi tak bisa tidur.
Latar permasalahan pandemi yang sedang melanda dunia sudah ditampilkan di awal dengan penuh ketegangan. Layaknya manusia yang tidak bisa tidur, kemampuan kognitif seseorang juga akan menurun saat tidak tidur dalam waktu yang cukup lama. Orang-orang itu kemudian mulai terdampak pandemi, seperti kepanikan, tidak dapat berpikir jernih, dan halusinasi. Ini tentu akan mengancaman kehidupan manusia apabila tidak segera diatasi. Sementara itu, para ilmuwan ditampilkan sedang mencari cara untuk mengatasi pandemi tidak bisa tidur.
Dalam film Awake dikisahkan tidak semua manusia terjangkit penyakit tidak bisa tidur. Terdapat beberapa manusia yang memiliki gen khusus sehingga masih memiliki kemampuan untuk tidur. Dan para ilmuwan tengah mencari manusia dengan gen khusus tersebut, untuk dipelajari dan dibuat menjadi semacam vaksin. Manusia yang memiliki gen khusus tersebut, salah satunya adalah Matilda. Kondisi Matilda ini mulai diketahui banyak orang dan para ilmuwan ingin memboyongnya untuk dijadikan bahan penelitian.
Sebagai seorang Ibu, Jill jelas menolak menjadikan anaknya sebagai bahan penelitian karena dapat mengancam keselamatan. Pergolakan ini ditampilkan dengan menegangkan, Jill berusaha habis-habisan melindungi Matilda agar tidak dibawa oleh ilmuwan. Bahkan, Jill yang seorang mantan militer harus melakukan baku tembak dengan para pihak yang ingin mengambil Matilda.
Pada akhirnya Jill memutuskan membawa dua anaknya ke pusat penelitian untuk menyerahkan Matilda ke para ilmuwan. Dalam perjalanan menuju pusat penelitian, Jill bersama dua anaknya menemukan berbagai peristiwa yang menimpa manusia saat tidak bisa tidur. Banyak kekacauan yang terjadi di jalan akibat seseorang dilanda penyakit tidak bisa tidur.
Pandemi buat individualisme meningkat
Menurut saya, film ini dapat menampilkan gambaran atas realitas kondisi manusia dalam menghadapi pandemi. Setidaknya terdapat tiga kondisi yang mampu ditampilkan film dalam menggambarkan realitas tersebut, yaitu individualisme, kelumpuhan negara, dan kepasrahan pada tuhan. Rasa individualis untuk menyelamatkan diri masing-masing ditampilkan sesuai kondisi nyata saat manusia tertimpa pandemi.
Semua orang sibuk menyelamatkan diri masing-masing dengan cara yang absurd, berebut suatu hal dengan cara membunuh. Ini ditampilkan pada bagian perebutan Matilda yang memiliki kondisi untuk bisa menyelamatkan manusia. Baik Jill maupun ilmuwan, tidak berusaha melakukan diskusi yang lebih dialektis, tapi malah saling melakukan baku tembak dalam memperebutkan Matilda. Padahal ini merupakan masalah kolektif untuk dihadapi secara bersama.
Menurut Slavo Zizek dalam buku Pandemic is Panic, kepanikan atas akibat yang terjadi pada pandemi membuat individualisme pada seseorang meningkat. Individualisme ini yang justru akan membunuh manusia dan ini ditampilkan dalam film. Pergolakan dari Jill untuk tidak langsung menyerahkan anaknya ini bisa sangat mungkin terjadi karena memang tidak ada informasi mengenai bagaimana penelitian itu akan berjalan.
Kekurangan informasi tentu dapat membuat orang akan menambah rasa khawatir ketika tiba-tiba dipaksa untuk menyerahkan hal yang sangat disayangi. Kekurangan informasi ini dapat terjadi saat negara benar-benar lumpuh. Negara atau pemerintahan sudah tidak sanggup untuk menyelenggarakan tata kelola keamanan dan kesehatan pada masyarakat di tengah pandemi.
Kondisi kelumpuhan negara direpresentasikan pada saat perjalanan Jill dan dua anaknya menuju pusat penelitian, terdapat para narapidana yang baru keluar dari penjara. Narapidana dibiarkan bebas berkeliaran di jalan. Narapidana yang dapat berkeliaran itu menunjukan jika negara pada titik ini, sudah tidak mampu mengeluarkan kebijakan yang strategis saat pandemi.
Selain itu, film ini juga mampu untuk menampilkan kondisi kepasrahan seseorang atas pandemi. Ini juga ditampilkan saat perjalanan Jill dan dua orang anaknya menuju pusat penelitian, mereka melihat sekelompok manusia dari ajaran tertentu yang sedang telanjang. Sekelompok manusia itu hanya pasrah kepada yang dipercayainya untuk menyelamatkannya. Mereka tidak melakukan apa-apa, hanya telanjang dengan kepala menengadah ke atas melihat matahari. Realita kepasrahan kepada kekuatan yang lebih besar ini justru menutupi upaya manusia untuk menyelamatkan diri dari wabah global.
Ini seperti kisah black death yang menimpa hampir seluruh wilayah di Eropa. Dalam catatan Bennet & Hollister yang berjudul Medieval Europe: A short history, orang-orang pada waktu itu mencari cara untuk menghadapi wabah black death dengan merujuk ke agama. Hal itu seperti memohon perlindungan pada santo, bunda Maria, atau bergabung dengan prosesi flagellants untuk mencambuk diri mereka sendiri. Kepasrahan ini dilakukan karena kehadiran wabah dianggap merupakan bentuk hukuman dari Tuhan. Tetapi, kepasrahan tanpa dilakukan upaya lebih lanjut membuat masyarakat Eropa pada waktu itu terjebak dalam wabah yang berjalan cukup lama.
Melalui film Awake kita dapat belajar bahwa menghadapi pandemi setidaknya membutuhkan upaya kolektif dengan saling percaya satu sama lain yang dilandasi kejelasan informasi. Ini seperti yang ditampilkan pada bagian akhir film, Matilda memberikan petunjuk pada ibunya tentang bagaimana dia bisa tidur sedangkan yang lain tidak. Ini merepresentasikan adanya diskusi deliberatif antar orang untuk menghadapi pandemi, bukan malah memaksa seperti yang dilakukan otoritas terkait.
Akhirnya, menikmati film Awake bukan sekedar mencari sensasi ketegangan dari upaya manusia menghadapi pandemi. Lebih jauh dari itu, film ini merepresentasikan realita yang dapat dipelajari agar tidak terjebak pada kesalahan dalam bertindak saat menghadapi pandemi.