Di balik kesuksesan Avatar, James Cameron ungkap pernah bentrok dengan studio
Dalam wawancara dengan The New York Times (20/9), Cameron mengungkapkan studio tidak menyukai banyaknya adegan terbang dalam film.
Sutradara Avatar, James Cameron menceritakan bagaimana dirinya pernah bentrok dengan eksekutif studio terkait aspek inti dari film tersebut. Avatar, yang dirilis pada 2009, dianggap sebagai film terobosan karena adopsi teknologi 3D dan efek khusus yang menghasilkan efek visual menakjubkan untuk ditonton.
Film ini mengikuti kisah seorang mantan marinir, Jake Sully (Sam Wothington), yang dipaksa untuk menggantikan saudara kembarnya dalam misi Angkatan Bersenjata AS di planet Pandora. Merasa dekat dengan seorang wanita bernama Na'vi, Sully pun memutuskan hidup di sana.
Saat ini, Avatar dikenal sebagai mahakarya pemenang penghargaan Academy. Kesuksesannya kini merupakan buah keputusan Cameron yang dulu tidak sejalan dengan studio. Dalam wawancara dengan The New York Times (20/9), Cameron mengungkapkan studio tidak menyukai banyaknya adegan terbang dalam film.
“Saya pikir Saya merasa, pada saat itu, bahwa kami berselisih tentang hal-hal tertentu,” katanya Cameron. “Misalnya, studio merasa bahwa filmnya harus lebih pendek dan terlalu banyak terbang di sekitar ikran yang oleh manusia disebut banshees. Nah, ternyata itu yang paling disukai penonton, dari segi exit polling dan pendataan kami."
Untungnya, Cameron tetap mengikuti kata hatinya dan eksekutif studio yang pernah tidak sejalan itu berterimakasih kepada Cameron. Film berhasil mengumpulkan box office senilai USD2,8 miliar dan memecahkan rekor box office global. Avatar bahkan memenangkan sembilan Academy Awards, termasuk kategori Film Terbaik dan Sutradara Terbaik.
Sekarang, waralaba Avatar bersiap untuk meluncurkan sekuel pertamanya, Avatar: The Way of Water yang dijadwalkan tayang akhir tahun ini pada 16 Desember. Sementara itu, film pertama akan tayang ulang di bioskop.