sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id wd
Sabtu, 09 Jan 2021 12:34 WIB

Review Alice in Borderland, menegangkan dengan visual bak film blockbuster

Alice in Borderland merupakan serial baru Netflix asal Jepang yang menceritakan tentang Arisu dan warga Tokyo lainnya yang masuk ke dalam dunia gim.

Review Alice in Borderland, menegangkan dengan visual bak film blockbuster
Source: NetflixLife

Serial Jepang keluaran Netflix - Alice in Borderland baru-baru ini ramai dibicarakan di kalangan pecinta manga dan gim. Serian ini berhasil menerima rating yang baik di Rotten Tomatoes. Sesuai judulnya, serial ini menceritakan tentang sekelompok anak muda yang masuk ke dalam dunia gim dengan latar kota Shibuya. Mereka harus bertahan hidup di dalam dunia gim tersebut dan mengikuti alur permainan dengan melewati suatu batas yang disebut borderland.

Diperankan oleh Kento Yamazaki sebagai pemeran utama Ryohei Arisu. Ia adalah pemuda yang hobi bermain gim dan diremehkan oleh keluarganya karena dianggap tidak berguna. Namun di dunia gim, ia menjadi Ace atau pemain andalan karena kecerdikannya dalam membaca strategi gim.

Salah satu keistimewaan yang sekaligus menjadi pertanyaan para penonton adalah bagaimana Shibuya, salah satu kota tersibuk di dunia dapat dikosongkan tanpa ada hiruk pikuk masyarakat atau kendaraan satupun. Memblokir jalan atau cara serupa lainnya saja tampaknya tidak masuk akal dilakukan di kota itu.

Pada episode pertama, penggambaran Shibuya yang ramai memutar spekulasi penonton ketika beberapa saat kemudian, kota itu menjadi benar-benar seperti kota mati. Namun tahukah kalian kalau itu hanyalah kota tiruan?

Melalui video pendek yang diunggah Netflix di akun Instagramnya, sutradara Shisuke Sato membocorkan cara membuat kota Shibuya kosong. Sato dan tim efek visual membuat tiruan raksasa kota tersebut dan membuatnya semirip mungkin hingga detail terkecil. Kemudian, set akan digabungkan dengan grafis komputer dan bukan sulap bukan sihir, jadilah kota Shibuya yang kosong.

“Serangkaian kejadian membawa mereka ke dalam Stasiun Shibuya, ketika mereka keluar semua orang hilang,” kata Sato dalam wawancara dengan Netflix, “Langkah pertama tim efek visual membuat tiruan raksasa dari Shibuya. Mereka bahkan juga membuat tiruan tempat sampah yang akan kau temukan apabila kau berada di Shibuya yang sebenarnya. Ilusi ini lengkap saat set Shibuya digabungkan dengan grafis komputer.”

Jika Sahabat Tek sudah menonton serial ini, pasti merasa bahwa visual yang diberikan memang tidak main-main. Tim efek visual secara konsisten memperhatikan hal terkecil sehingga latar terlihat sangat nyata. Di samping itu, efek dari grafik komputer yang diberikan pun sempurna apalagi ketika malam datang dan permainan dimulai. Bahkan, Kento mengakui kalau kualitas dari serial yang ia mainkan itu sebagus film blockbuster.

Visual yang epik ini juga didukung oleh pengambilan gambar melalui posisi kamera yang disesuaikan. Disampaikan oleh Pengawas efek visual Atsushi Doi dalam wawancara, agar tampak sama persis dengan yang asli, mereka menyesuaikan posisi kamera. Seperti pada adegan ketika datangnya gulungan air besar di episode 4, mereka menyesuaikan kecepatan agar terlihat seolah-olah air ini bisa menggulung pemeran kapan saja.

Usagi dikejar gulungan air besar

“Kami ingin mendapatkan efek kecepatan tinggi dan rasa bahaya. Itu tujuan kami dalam adegan tersebut,” kata Doi.

Tidak diragukan lagi, film ini akan menuai banyak pujian dan kritik positf dari para sineas film. Selain itu, emosi yang dibawa dari para pemeran membuat serial ini lebih hidup dan membawa seluruh spektrum emosi manusia.

Setiap sesi permainan yang berbeda, membawa perasaan dan emosi yang berbeda pula. Tapi satu hal yang pasti selalu ada pada setiap permainan adalah rasa tegang. Jujur, gim pertama sebenarnya adalah yang paling menegangkan dari gim lainnya di seluruh episode. Sebab, saat itu merupakan pertama kalinya Arisu dan teman-temannya menjalankan misi serta belum mengenal taktik permainan.

Permainan mencari jalan keluarKarakter Aguni di Alice in Borderland

Di samping itu, penulis pasti ingin membuat permainan di episode terakhir menjadi yang paling menegangkan. Nyatanya, gim hati level 10 itu lebih ke menjijikan bagi Saya. Motif pemain sudah tercemar dengan keinginan Aguni yang bukan untuk menyelesaikan permainan. Bahkan sejak Arisu dan Usagi bergabung dengan Beach, inti cerita jadi meluas dan terlalu banyak problematika di dalamnya.

Meski demikian, Saya masih menikmati serial ini hingga detik terakhir. Mereka yang tersisa tampaknya tidak akan kembali ke dunia yang semula. Musim kedua yang sedang disiapkan akan melanjutkan permainan dengan level Jack, Queen, dan King yang pastinya lebih sulit lagi.

Share
×
tekid
back to top