There's Someone Inside Your House, antara plot twist dan romansa singkat
Besar harapan film besutan Patrick Kack-Brice ini dibuatkan sekuel, terlebih kesuksesannya saat ini menduduki posisi 5 teratas di Netflix Indonesia.

Jelang perayaan Halloween, platform streaming Netflix pada 23 September lalu menayangkan film orisinal terbarunya bersama rumah produksi Atomic Monster dan 21 Laps. Berjudul “There’s Someone Inside Your House,” film mengisahkan teror pembunuhan oleh manusia bertopeng yang mengungkap rahasia korban sebelum dibunuh.
Film dimulai oleh seorang atlet asal Osborne bernama Jackson (Markian Tarasiuk) yang dibunuh di rumahnya oleh seseorang yang menyerupai muka Jackson menggunakan topeng. Adegan tersebut membuka teror pembunuhan di kota, di mana satu per satu siswa Osborne dibunuh dengan keji oleh manusia bertopeng itu.
Uniknya, pelaku selalu membongkar aib ataupun rahasia orang yang hendak dibunuh. Meski keji dan tidak beralasan, namun dalam hal ini pembunuh mencoba memberitahu kepada penonton bahwa semua manusia munafik, menyembunyikan sesuatu jauh di dalam diri kita, membiarkan orang lain dan sekitar mengubah kita menjadi yang mereka mau.
Dari Jackson, cerita mulai memperkenalkan pemeran utama Makani Young (Sydney Park) and the gank. Awalnya, mereka tidak terlalu peduli dengan teror di sekolah. Namun dengan berkembangnya cerita, satu per satu rahasia mulai terungkap.
Sebenarnya, film agak membosankan pada 30 menit pertama. Namun setelah itu, penulis mulai membangun cerita sedikit demi sedikit, mengembangkan karakter, serta memberikan klimaks yang plot twist.
Keseruan mulai meningkat ketika karakter Ollie mulai muncul dan kehebohan pesta mariyuana di kediaman Zach. Di sini, cerita sedikit mengecoh penonton, termasuk Saya. Meskipun sejak awal Saya menolak untuk percaya bahwa Ollie adalah dalang di balik teror pembunuhan ini, namun Saya tetap terbawa cerita ketika ia disudutkan dengan berbagai alasan yang masuk akal. Di sinilah pengembangan karakter dilakukan dengan sangat baik.
Pengembangan karakter yang baik ini juga menebus klaim horor dalam film ini. Secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa hampir tidak ada elemen horor dalam film, mengingat pembunuh sendiri adalah manusia. Penggunaan ornamen rumah dan judul film juga cukup menipu penonton. Seperti diketahui, film horor barat tidak jauh dari cerita hantu di dalam rumah. Mungkin ini taktik studio untuk mengklaim bahwa ini adalah film horor, tapi kenyataannya bukan.
Kalau bukan horor, lalu apa? Jawabannya adalah thriller dan romansa. Ini tercermin dari bagaimana pembunuh menghabisi para korban. Tidak heran, latar belakang ‘pembunuh’ (dilarang spoiler) memang tidak biasa. Sejak awal orang ini memang mencurigakan. Tapi itu tadi, Ollie memang benar-benar mengacaukan kecurigaan Saya.
Bicara soal Ollie, hubungan percintaannya dengan Makani cukup memikat perhatian. Keduanya memiliki perasaan cinta yang sama, meskipun Makani sempat dibutakan setelah ia diserang oleh manusia bertopeng di rumah. Sayangnya, film tidak menceritakan bagaimana sejoli ini memulai hubungan.
Makani adalah pendatang dari Hawaii, sedangkan Ollie adalah penduduk asli Nebraska. Tapi film dengan cepat melompat, menampilkan bagaimana hubungan mereka sempat berakhir namun pada akhirnya bersatu kembali. Meskipun singkat, namun adegan romantis dari dua orang ini sangat membekas di mata, hati, pikiran Saya. Adegan paling lucu dan menggemaskan layaknya nonton drakor adalah di kantor polisi, ketika hanya mereka yang tersisa di dalam ruangan tersebut. Ollie melakukan monolog untuk memancing Makani yang sudah lama tidak menggubrisnya. Berkat interogasi opsir (yang juga kakak Ollie), Makani yang cuek akhirnya kembali bercinta dengan Ollie.
Besar harapan film besutan Patrick Kack-Brice ini dibuatkan sekuel, terlebih kesuksesannya saat ini menduduki posisi 5 teratas di Netflix Indonesia. Lebih bagus lagi, ada yang tertarik membuat spin-off khusus untuk Ollie dan Makani.