Yesterday, parodi berkelas untuk the Beatles
Premis yang dibangun sejak awal sudah kuat. Bagi penggemar the Beatles bersiap untuk sing along di sepanjang pemutaran film.
Yesterday
All my troubles seemed so far away
Now it looks as though they're here to stay
Oh, I believe in yesterday
Bagi penggemar band the Beatles, pasti tahu lirik lagu legendaris ini. Salah satu lagu terbaik sepanjang masa, yang judul lagu ini dipakai juga menjadi film terbaru garapan Danny Boyle. Sejak trilernya, film Yesterday sudah sangat gamblang membangun premis, ini kisah tentang the Beatles.
Danny Boyle (Slumdog Millionaire) sang sutradara dan penulis naskah komedi termahsyur Inggris, Richard Curtis (Love Actually), menjadi dalang dari kisah ini. Ia menyerahkan peran sentral pada aktor Inggris berdarah India, Himesh Patel untuk menggerakkan kisah Yesterday. Tentu sebuah keputusan yang luar biasa, mengingat, Himesh Patel hanya dikenal di Inggris sebagai aktor opera sabun, EastEnders, dan iniliah debut layar lebarnya.
Bagi orang Indonesia seperti saya, Himesh Patel masih asing ketimbang aktor Inggris lainnya seperti, Benedict Cumberbatch (Dr Strange). Namun untungnya, karena film ini menyangkut the Beatles, maka saya tergerak untuk menontonnya. Kalau bukan film the Beatles, mungkin saya tidak akan mau mempertaruhkan diri untuk menonton film yang aktornya tidak terkenal. Garansi lainnya adalah, Danny Boyle dan Richard Curtis.
Berarti, ketika saya memasuki bioskop, saya bertumpu pada harapan akan mendapatkan kisah menarik di sini. Saya harap trilernya tidak menipu.
Kemudian di menit-menit awal, tanpa basa-basi, film langsung memperkenalkan tokoh utama dan pendukungnya. Sebuah permulaan yang tidak bisa ditawar di film seperti ini. Sebagai orang yang tidak tahu film ini bakal bergenre apa, sutradara dan penulis naskah langsung membabi buta memberikan komedi dengan porsi besar untuk adegan-adegan pembuka.
Jack Malik (Himesh Patel), seorang penyanyi dan penulis lagu paling menyedihkan di seantero Inggris. Keberuntungan tidak pernah berpihak padanya, kecuali ia beruntung punya manager sekaligus teman masa kecilnya, Ellie (Lily James), yang sangat loyal padanya.
10 menit awal kita akan menyaksikan kekonyolan, bersumber dari dialog-dialog lucu yang terjalin di antara tokoh-tokoh film ini. Dialognya ringan tapi sangat menggelitik. Inilah kenapa Richard Curtis dikenal sebagai penulis scenario komedi kondang.
Kemudian, suatu hari di tengah keputus asaannya menatap karir musiknya yang payah, Jack tertabrak bus, tepat saat pemadaman listrik terjadi di seluruh dunia. Oleh sebab itu ia harus masuk rumah sakit dan kehilangan dua gigi depannya.
Setelah pulih, ia mendapat gitar baru dari Ellie, dan menyanyikan lagu Yesterday milik the Beatles. Entah kenapa, semua orang mengira Jack lah yang menulis lagu itu. Jack pikir teman-temannya mengerjainya. Tidak mungkin mereka tidak tahu the Beatles dan lagu Yesterday yang legendaris.
Hanya saja, bukan cuma lingkaran pertemanannya, seluruh dunia lupa kalau pernah ada band legendaris bernama the Beatles, berikut karya-karyanya. Entah kenapa Cuma Jack yang masih mengingat the Beatles, dan kebetulan sekali ia bisa memainkan lagu-lagu mereka.
Dunia tanpa the Beatles, berarti menyisakan ruang kosong di budaya pop umat manusia. Jack pun berpikir untuk mengisi ruang kosong itu. Tentu dengan cara menyanyikan lagu-lagu the Beatles dan mengklaimnya sebagai karyanya. Ia pikir ini adalah tiket emasnya menuju mimpinya.
Perlahan tapi pasti, berkat lagu-lagu the Beatles yang tidak pernah didengarkan orang lain sebelumnya, Jack meroket menjadi mega bintang pop. Itu pun ia raih dalam waktu yang sangat singkat.
Tentunya, seperti kata Ernest Prakasa, komedi bukanlah suguhan utama sebuah film. Tulang punggungnya harus drama, agar film Yesterday ini bisa melekat di kepala setiap penonton.
Dramanya sebenarnya cukup kompleks, ada soal tanggung jawab Jack, yang berbohong dalam skala global bahwa lagu-lagu itu lahir dari pemikirannya sendiri. Kedua, drama percintaan Jack dengan teman masa kecilnya yang sederhana tapi dalam praktiknya susah untuk tertuang di antara mereka berdua.
Tentu harusnya porsi drama personal kedua tokoh Jack dan Ellie mengambil bagian besar di kisah ini. Hanya saja, entah kenapa ada bagian yang terpotong di bioskop. Satu adegan tambahan yang cukup penting hilang dalam susunan puzzle. Oleh karena itu di tengah cerita ada potongan kasar, dan plot menjadi sedikit garing di tengah-tengah. Saya meniliti di video trailernya, untuk memastikan, dan memang ada potongan adegan yang tidak cukup penting, tapi mempengaruhi sebagian plot, terutama alur di tengah cerita.
Kendati begitu, secara keseluruhan, saya puas dengan film ini, karena penuh gelak tawa, dramanya mengena, sekaligus mengingatkan kita kembali dengan lagu-lagu hits the Beatles. Pasti bagi penggemar the Beatles, Anda tidak akan tahan untuk ikut bergumam saat Himesh Patel menyanyikan lagu-lagu the Beatles dengan gitarnya. Suara aktor ini lumayan juga.