87 persen direktur IT di Singapura percaya kemampuan AI
Mereka percaya kecerdasan buatan bisa meningkatkan kecepatan, keamanan, dan menganalisa banyak hal.
Dilansir dari ZDNet (201/11), 87 persen penentu keputusan di bidang IT di Singapura mengatakan, Artificial Intelligence (AI) menambah kecepatan dalam pengambilan keputusan. Kemampuannya juga bisa mempercepat proses otomatisasi pada operasi keamanan.
Meski 87 persen direktur IT di Singapura yang meyakini AI adalah masa depan, hanya 32 persen dari jumlah total organisasi di Singapura yang saat ini menggunakan mesin kecerdasan buatan itu. Kendati demikian, 52 persen percaya AI punya kemampuan untuk menganalisa situasi yang rumit dan memberikan kesuksesan bagi bisnis.
Survei ini sendiri dilakukan Oxford Economics. Penilitian ini melibatkan 500 CIO (Chief Information Officer) dari 11 negara. 91 orang di antaranya adalah CIO asal Singapura, Australia, dan Selandia Baru.
10 persen dari sampel global dari organisasi yang mengimplementasikan AI ini ada di Singapura. Penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan AI sangat patut dibanggakan. Pasalnya, software AI misalnya, mampu menganalisa dan berimprovisasi tanpa intervensi manusia.
Singapura sendiri termasuk negara yang lamban dalam menangkap tren AI ini. Bila dibandingkan dengan Australia dan Selandia Baru, 59 persen perusahaan di Australia sudah menerima AI sebagai teknologi pendukung. Sementara di Selandia Baru jumlahnya 49 persen.
