Airbus bocorkan desain pesawat masa depan ramah lingkungan
Airbus, baru-baru ini mengungkapkan visi revolusioner mereka untuk masa depan penerbangan komersial melalui konsep pesawat berkelanjutan.

Perusahaan aerospace raksasa, Airbus, baru-baru ini mengungkapkan visi revolusioner mereka untuk masa depan penerbangan komersial melalui konsep pesawat berkelanjutan. Dalam rilis terbaru yang dilaporkan New Atlas, Airbus memperkenalkan tiga desain pesawat konsep yang dirancang untuk mengurangi emisi karbon hingga 50% pada 2035. Langkah ini menjadi respons terhadap tekanan global untuk menekan dampak lingkungan dari industri penerbangan, yang menyumbang 2-3% emisi CO₂ dunia.
Tiga konsep tersebut mencakup pesawat berbasis turbofan, turboprop, dan desain sayap campur (blended-wing body). Yang paling mencolok adalah desain sayap campur, di mana badan pesawat menyatu dengan sayap, menciptakan bentuk aerodinamis yang meningkatkan efisiensi bahan bakar. Semua konsep mengandalkan hidrogen sebagai sumber energi utama atau pendamping bahan bakar tradisional. Airbus menyatakan bahwa hidrogen—apakah digunakan dalam mesin pembakaran atau sel bahan bakar—bisa menjadi kunci menuju penerbangan zero-emission.
Selain fokus pada bahan bakar ramah lingkungan, Airbus juga mengintegrasikan teknologi hybrid-electric dan material komposit canggih. Misalnya, penggunaan serat karbon untuk mengurangi bobot pesawat dan sistem propulsi listrik untuk fase lepas landak atau jelajah. Desain kabin juga dirombak untuk kenyamanan penumpang, dengan konfigurasi kursi fleksibel dan jendela virtual yang menampilkan pemandangan real-time.
Namun, tantangan utama masih ada di infrastruktur. Pembangkit hidrogen hijau, fasilitas pengisian bahan bakar di bandara, dan regulasi keselamatan perlu dikembangkan secara global. Airbus mengakui bahwa transisi ini membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, maskapai, dan produsen energi. Meski begitu, perusahaan optimistis bahwa teknologi ini akan matang dalam 10-15 tahun mendatang.
Para ahli menyebut inovasi Airbus sebagai langkah berani yang bisa mengubah wajah industri penerbangan. Jika berhasil, konsep ini tidak hanya mengurangi polusi, tetapi juga menurunkan biaya operasional maskapai berkat efisiensi energi. Selain itu, desain futuristik seperti sayap campur berpotensi mengurangi kebisingan hingga 30%, meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar bandara.
Airbus menegaskan bahwa tujuan akhir mereka adalah mencapai net-zero carbon emission pada 2050. Meskipun masih dalam tahap konsep, desain ini menjadi sinyal kuat bahwa masa depan penerbangan tak lagi bergantung pada bahan bakar fosil. Dengan kombinasi teknologi hijau dan desain inovatif, Airbus berharap dapat memimpin revolusi industri yang sejalan dengan keberlanjutan planet.
Inisiatif ini tidak hanya menjawab tantangan iklim, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru—mulai dari produksi hidrogen hingga pengembangan AI untuk optimisasi rute penerbangan. Bagi penumpang, ini adalah janji perjalanan yang lebih hemat, nyaman, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.