Astronot akan punya asisten robot cerdas dan mutakhir
Beberapa agensi antariksa besar melihat bantuan robot sebagai hal yang penting untuk masa depan ketika para astronot akan menghabiskan waktu lebih lama berjarak jauh dari Bumi.
Astronot semakin dekat dengan era di mana robot akan menjadi asistennya di luar angkasa. Robot yang diberi nama Crew Interactive Mobile Companion (CIMON) buatan IBM dan Airbus dikabarkan baru saja kembali ke Bumi pada tanggal 27 Agustus setelah pengujian berhasil dilakukan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS).
Dilansir dari Engadget (2/9), mesin berbentuk bola itu menunjukkan keterampilan AI yang dimilikinya seperti mengenali astronot dan menawarkan instruksi, serta kemampuannya untuk mengambang di ISS.
Meski sudah mendarat ke Bumi, ini bukanlah akhir dari eksperimen asisten robot. Ini justru merupakan sebuah permulaan. Para insinyur telah mengerjakan sang penerus robot yang dibuat berdasarkan kecerdasan dari hasil pembelajarannya. CIMON versi mendatang akan mendukung komputer “lebih mutakhir”, mikrofon yang lebih baik, kontrol penerbangan yang lebih baik, dan sistem yang lebih komunikatif guna mengenali ucapan, dan menyertakan riwayat penggilan.
CIMON yang telah kembali ke bumi dibuat dengan teknologi cetak 3D seukuran bola voli. Terdapat sebuah layar pada salah satu sisinya. Layar ini menampilkan sejumlah ekspresi wajah dan barisan teks untuk membantu astronot yang sedang bertugas.
Agar dapat melakukannya, CIMON didesain dengan dua fungsi utama. Ia bisa menyediakan petunjuk visual untuk keperluan instalasi ISS dan menjadi teman bicara para astronot.
Versi CIMON terbaru diharapkan untuk mencapai ISS pada bulan Desember dan bisa melakukan pengujian lebih lanjut. ISS dengan cepat menjadi pusat robotika untuk berbagai negara. Baru-baru ini Amerika Serikat mengirim robot Astrobee untuk melakukan pengujian, sementara Rusia baru saja mengirim robot berbentuk manusia bernama Fyodor ke Orbit.
Beberapa agensi antariksa besar melihat bantuan robot sebagai hal yang penting untuk masa depan ketika para astronot akan menghabiskan waktu lebih lama berjarak jauh dari Bumi, dan mereka masing-masing memiliki ide yang berbeda tentang bagaimana cara meringankan beban dan memungkinkan para awak berfokus pada misi mereka.