Baterai berkapasitas terbesar di dunia gunakan sodium sulfur
Dibandingkan dengan baterai lithium-ion, baterai sodium sulfur biasanya memiliki masa pakai yang jauh lebih lama. Biasanya 15 tahun atau 4.500 siklus pengisian.
Abu Dhabi kini memiliki penyimpanan daya baterai terbesar di dunia dengan kapasitas 108 MW / 648 MWh. Dilansir dari CleanTechnica (3/2), kapasitas ini lima kali lebih besar dibandingkan dengan baterai Hornsdale yang dipasang di Australia oleh Tesla satu tahun lalu.
Ada satu perbedaan penting lainnya antara baterai di Australia dan baterai di Abu Dhabi. Unit di Australia menggunakan sel baterai lithium-ion, sedangkan baterai di Abu Dhabi menggunakan sel baterai sodium sulfur.
Dibandingkan dengan baterai lithium-ion, baterai sodium sulfur biasanya memiliki masa pakai yang jauh lebih lama. Biasanya 15 tahun atau 4.500 siklus pengisian. Efisiensinya sekitar 85 persen. Keuntungan lainnya adalah baterai sodium sulfur tidak menggunakan lithium atau kobalt, dua elemen yang pasokannya relatif sedikit. Sebagai gantinya mereka menggunakan natrium dan belerang, keduanya berlimpah di alam dan berbiaya tidak mahal.
Tapi sodium cair sangat reaktif dan dapat meledak jika terkena air. Harus sangat berhati-hati untuk melindungi komponen dalam baterai dari lingkungan luar. Korosi pada suhu tinggi seperti itu membutuhkan struktur sel yang kuat. Meski bahannya murah, struktur pendukung untuk sel baterai meningkatkan biaya produksi.
Seluruh sel baterai ditutupi oleh baja serta dilapisi lagi dengan kromium dan molibdenum sehingga menghindari korosi di bagian dalam. Wadah luar ini berfungsi sebagai elektroda positif, sedangkan sodium cair berfungsi sebagai elektroda negatif. Wadah disegel di bagaian atas dengan tutup alumunium okdisa kedap udara.