Huawei kembangkan baterai canggih untuk EV dan ponsel
Huawei baru-baru ini mengajukan paten untuk teknologi baterai solid-state baru yang diharapkan akan membawa perubahan besar dalam penyimpanan energi.
Huawei baru-baru ini mengajukan paten untuk teknologi baterai solid-state baru yang diharapkan akan membawa perubahan besar dalam penyimpanan energi. Paten ini mencakup elektrolit padat berbasis sulfida, komponen penting untuk baterai litium-ion generasi berikutnya.
Dilansir dari Gizmochina (7/11), teknologi ini bertujuan untuk mengatasi tantangan lama yang dihadapi industri baterai: degradasi elektrolit cair. Dengan menggantikan komponen cair ini dengan elektrolit padat, Huawei berharap dapat meningkatkan umur panas, keselamatan, dan kinerja baterai, terutama untuk aplikasi seperti kendaraan listrik (EV) dan sistem penyimpanan energi.
Elektrolit padat berbasis sulfida yang didapat paten ini menunjukkan sifat-sifat yang luar biasa, termasuk tinggi energi densitas, kemampuan pengisian dan pemisahan cepat, serta performa yang baik pada suhu rendah. Selain itu, elektrolit ini juga meningkatkan keselamatan dengan mengurangi risiko runaway termal, yang sering menjadi kekhawatiran pada baterai litium-ion tradisional. Inovasi ini sejalan dengan dorongan global untuk solusi energi berkelanjutan dan permintaan yang meningkat untuk baterai performa tinggi.
Dengan mengatasi batasan teknologi baterai saat ini, inovasi baterai solid-state Huawei berpotensi mempercepat adopsi kendaraan listrik dan sumber energi terbarukan. Seiring dengan transisi dunia menuju masa depan yang lebih berkelanjutan, percobaan seperti teknologi baterai padat Huawei ini sangat penting. Dengan mengatasi batasan baterai tradisional, inovasi ini dapat membuka jalan bagi solusi penyimpanan energi baru yang lebih efisien dan aman.
Di pasar ponsel, inovasi baterai juga menjadi topik hangat. Pada acara Mobile World Congress tahun ini, fokus utama adalah pengembangan baterai yang lebih cepat mengisi dan bertahan lama lebih lama untuk ponsel. Perusahaan-perusahaan berupaya mengembangkan bahan seperti litium-sulfur dan grafit untuk memperpanjang umur baterai.
Pada tahun ini, banyak perusahaan ponsel besar menggunakan baterai silikon karbon yang menawarkan energi densitas yang lebih tinggi, pengisian lebih cepat, dan umur panjang yang lebih lama dibandingkan dengan baterai litium-ion tradisional.