Ilmuwan berhasil temukan molekul paling awal di alam semesta
Demi menemukan molekul itu, baru-baru ini NASA menggunakan Stratospheric Observatory for Infrared Astronomy (SOFIA).
Sejak dahulu para ilmuwan menduga bahwa sekitar 100.000 tahun setelah kejadian big bang, helium dan hidrogen bergabung membentuk molekul pertama, bernama helium hidrida. Dilansir dari Engadget (18/4), hal tersebut membantu alam semesta mulai mendingin dan mengarah pada pembentukan bintang. Namun, meski telah berpuluh-puluh tahun mencari, para ilmuwan tidak pernah bisa menemukan helium hidrida di ruang angkasa.
Demi menemukan molekul itu, baru-baru ini NASA menggunakan Stratospheric Observatory for Infrared Astronomy (SOFIA). Para ilmuwan menemukannya di NGC 7027, sebuah planeter nebula (sisa bintang mirip Matahari) yang terletak 3.000 tahun cahaya. Penemuan ini membuktikan bahwa helium hidrida terdapat di ruang angkasa, dan ini mengkonfirmasi teori tentang kimia alam semesta dan evolusinya.
Penemuan ini juga merupakan bukti kekuatan teknologi terbaru NASA. SOFIA adalah observatorium udara terbesar di dunia. Pembaruan terkini German Receiver at Terahertz Frequencies (GREAT) untuk SOFIA memungkinkan penemuan molekul. Para ilmuwan dapat menyesuaikan frekuensi molekul dan mencarinya di NGC 7027, di mana mereka mengharapkannya ada sejak tahun 1970-an.
“Molekul itu bersembunyi di luar sana, kami hanya membutuhkan instrumen yang tepat untuk menemukannya,” kata direktur SOFIA Science Center, Harold Yorke.