sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id wd
Minggu, 19 Mar 2023 15:15 WIB

Ilmuwan Australia ciptakan bioprinter 3D untuk perbaiki jaringan organ

Ilmuwan berhasil mengembangkan bioprinter 3D yang dapat dimasukkan ke dalam tubuh untuk memperbaiki kerusakan jaringan.

Ilmuwan Australia ciptakan bioprinter 3D untuk perbaiki jaringan organ
University of New South Wales, Sydney, via Engadget

Para peneliti di University of New South Wales, Sydney, telah mengembangkan bioprinter 3D fleksibel yang dapat melapisi bahan organik langsung ke organ atau jaringan. Tidak seperti pendekatan bioprinting lainnya, sistem ini hanya bersifat minim invasif, mungkin membantu menghindari operasi besar atau pengangkatan organ. Ini terdengar futuristik, tetapi tim peneliti memperingatkan masih ada lima hingga tujuh tahun lagi dari pengujian manusia.

Printer yang disebut F3DB ini memiliki lengan robot lunak yang dapat merakit biomaterial dengan sel hidup ke organ atau jaringan internal yang rusak. Tubuhnya yang fleksibel seperti ular akan memasuki tubuh melalui mulut atau anus, dengan operator atau ahli bedah mengarahkannya ke area yang cedera menggunakan gerakan tangan.

Printer itu memiliki semburan yang dapat menyemprotkan air ke area target, dan nozzle pencetakannya dapat berfungsi ganda sebagai pisau bedah listrik. Tim berharap pendekatan multifungsi suatu hari nanti bisa menjadi alat multi-guna (mengiris, membersihkan, dan mencetak) untuk operasi minim invasif.

Lengan robotik F3DB menggunakan tiga aktuator kain lembut di bagian bawah menggunakan sistem hidrolik yang terdiri dari “jarum suntik yang digerakkan motor DC yang memompa air ke aktuator,” seperti yang dirangkum oleh IEEE Spectrum via Engadget. Lengan dan kepala cetak fleksibelnya masing-masing dapat bergerak dalam tiga derajat kebebasan (DOF), mirip dengan printer 3D desktop. Selain itu, perangkat ini menyematkan kamera miniatur yang fleksibel agar operator dapat melihat tugas secara real-time.

Tim peneliti menjalankan tes lab pertamanya pada perangkat menggunakan non-biomaterial: coklat dan silikon cair. Mereka kemudian mengujinya pada ginjal babi sebelum akhirnya beralih ke biomaterial yang dicetak pada permukaan kaca di usus besar buatan.

“Kami melihat sel tumbuh setiap hari dan meningkat empat kali lipat pada hari ketujuh, hari terakhir percobaan,” kata Thanh Nho Do, salah satu pemimpin tim dan Dosen Senior di Sekolah Pascasarjana Teknik Biomedis UNSW. “Hasilnya menunjukkan F3DB memiliki potensi kuat untuk dikembangkan menjadi alat endoskopi lengkap untuk prosedur diseksi submukosa endoskopik.”

Tim tersebut yakin perangkat itu penuh dengan potensi, tetapi pengujian lebih lanjut diperlukan untuk membawanya ke dunia nyata. Langkah selanjutnya termasuk mempelajari penggunaannya pada hewan dan, akhirnya, manusia.

Share
×
tekid
back to top