Ilmuwan ciptakan robot penangkap ubur-ubur
Para peneliti tersebut menguji robot di New England Aquarium, di mana mereka mengambil ubur-ubur yang sedang berenang. Saat pengujian, ubur-ubur tidak menunjukkan tanda-tanda stres.
Kebanyakan robot memiliki daya cengkeram kuat, ini mungkin tidak menjadi masalah ketika digunakan untuk memindahkan kotak dalam keperluan gudang. Tetapi cengkeraman kuat robot dapat merusak makhluk hidup di laut yang rapuh seperti ubur-ubur. Dilansir dari Engadget (28/8), para peneliti berhasil menciptakan tangan robotik dengan pencengkeram lembut yang menggunakan jari silikon untuk menangkap dan melepaskan ubur-ubur.
Sekitar 95 persen dari ubur-ubur adalah air, dan 5 persen sisanya dari tubuh mereka sangat halus. Saat ini sebagian besar alat yang digunakan untuk menangkap ubur-ubur di habitat alaminya dikembangkan untuk industri minyak dan gas laut, dan itu sering merusak ubur-ubur hingga berkeping-keping.
Sebaliknya, robot jari silikon dipompa dengan air dan tekanan hidrolik, yang membantu membuat robot lebih lembut. Menurut para peneliti, mereka memberikan kurang dari sepersepuluh dari tekanan yang ada pada kelopak mata manusia.
Perangkat ini dikembangkan di Wyss Institue di Harvard University dan Baruch College. Mereka mencacat bahwa ubur-ubur telah menyebabkan penemuan penting, seperti protein fluorescent hijau (green fluorescent protein / GFP) yang digunakan oleh para ilmuwan untuk mempelajari ekspresi gen. Ada beberapa pihak percaya ubur-ubur bisa mengajari kita cara memerangi penuaan.
Para peneliti tersebut menguji robot di New England Aquarium, di mana mereka mengambil ubur-ubur sedang berenang. Saat pengujian, ubur-ubur tidak menunjukkan tanda-tanda stres. Teknologi ni juga dapat membantu peneliti mengumpulkan dan mempelajari kehidupan laut lainnya, dan dapat memajukan robot lunak lainnya.
“Robot lunak adalah solusi ideal untuk masalah lama seperti ini di berbagai bidang, karena menggabungkan kemampuan pemrograman dan kekokohan robot tradisional dengan kelembutan yang belum pernah terjadi sebelumnya berkat bahan fleksibel yang digunakan,” kata salah satu pemimpin Bioinspired Soft Robotics Platform, Rod Wood.