Menyaksikan video bedah otak lewat virtual reality
Untuk orang awam pasti mual. Tapi bagi paramedis ini luar biasa!
Judul video tersebut adalah the World's first 360 VR brain aneurysm treatment. Sebuah video yang mempertontonkan aksi paramedis di ruang operasi sedang membelek batok kepala pasiennya.
Video 360 tersebut bisa disaksikan di YouTube, namun lebih afdol bila ditonton lewat perangkat VR. Ketika saya memutar melihat ruangan operasi 360 derajat, tepat di samping, saya menyaksikan ada LCD yang merekam proses operasi. Tentu, isinya adalah otak yang sedang dioperasi.
Saya mual-mual melihat apa yang ditayangkan di monitor. Tapi, saya sadar, ini demi masa depan dunia kesehatan.
Artikel menarik lain: Bagaimana 5G merubah masa depan Indonesia
Tim operasi tersebut merupakan tim paramedis dari The Royal London Hospital. Tim tersebut tengah menangani pembekakan pembuluh darah yang disebut aneurysm pada otak pasiennya.
Video berdurasi lima menit itu dipandu seorang narator. Tiap tahap operasi dijelaskan dengan detail oleh sang narator.
Rekaman ini sangat berguna bagi para calon dokter, ahli bedah, atau ahli otak yang sedang belajar dan mengasah kemampuan mereka. Chris Scattergood, co founder Fundamental VR yang memroduksi video ini mengatakan, "Bagi kami, merekam semua prosedur lewat virtual reality menjadi awal untuk proyek simulasi VR kami ke depannya. Nantinya, calon dokter bedah bisa berlatih seluruh proses operasi dengan aman. Dan mereka akan merasakan semua tekstur jaringan tisu yang berbeda-beda saat FeelReal VR kami nanti selesai."
Ini bukan proyek pertama yang melibatkan teknologi dalam proses operasi. April 2016 lalu, The Guardian menulis dengan rinci laporan mengenai operasi pertama yang disiarkan lewat VR secara langsung.
Artikel menarik lain: Peneliti kembangkan mesin pembunuh sel kanker
Operasi tersebut mengangkat sel kanker oleh Dr. Shafi Ahmed. Semua prosedur tersebut bisa disaksikan di situs Medical Realities. Dr. Shafi Ahmed percaya bila pendekatan baru lewat VR ini bukan cuma gimmick. Dia setuju bahwa teknologi ini memberi nilai tambah bagi pendidikan. "Ini akan menambah nilai dalam pendidikan di level yang berbeda," ujar Shafi.
Dia menambahkan, "Pada akhirnya, ini semua tentang proses operasi, tentang pasien, tentang kanker yang harus menjadi prioritas di dalam tubuhnya. Faktanya, pasien itu sebelumnya telah setuju untuk melakukan ini semua."