×
Kanal
    • partner tek.id realme
    • partner tek.id samsung
    • partner tek.id acer
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd

Microneedle canggih, solusi baru untuk luka diabetes

Oleh: Erlan - Jumat, 04 April 2025 11:00

Microneedle yang dikembangkan para ilmuwan berukuran ratusan kali lebih tipis dari jarum biasa, menembus kulit tanpa merusak jaringan atau menyebabkan nyeri.

Microneedle canggih, solusi baru untuk luka diabetes
National University of Singapore

Perawatan luka kronis, terutama pada penderita diabetes, memasuki era inovasi dengan kehadiran teknologi microneedle (jarum mikro) yang mampu mengekstrak sel sekaligus mengirimkan obat secara presisi. Dilaporkan oleh New Atlas, terobosan ini diharapkan mempercepat penyembuhan luka yang sulit sembuh, seperti ulkus diabetik, yang sering berisiko infeksi dan amputasi jika tidak ditangani optimal.

Microneedle yang dikembangkan para ilmuwan berukuran ratusan kali lebih tipis dari jarum biasa, menembus kulit tanpa merusak jaringan atau menyebabkan nyeri. Teknologi ini dilengkapi sistem mikrofluida yang memungkinkan dua fungsi sekaligus: mengambil sampel cairan luka untuk analisis bakteri dan mengantarkan obat langsung ke area target. Contohnya, antibiotik atau faktor pertumbuhan bisa disalurkan tepat ke jaringan yang meradang, meningkatkan efektivitas terapi hingga 50% berdasarkan uji laboratorium.

Kelebihan utama microneedle adalah kemampuannya bekerja di area luka yang sensitif. Pada pasien diabetes, luka kronis sering disertai kerusakan saraf (neuropati), sehingga perawatan konvensional seperti pembalut atau suntikan kurang efektif. Dengan microneedle, obat dapat menembus lapisan kulit lebih dalam tanpa memicu perdarahan. Selain itu, data biokimia dari cairan luka yang diambil membantu dokter memantau respons pengobatan secara real-time.

Inovasi ini juga menjawab tantangan infeksi bakteri resisten. Microneedle dapat dilapisi material antimikroba atau diprogram untuk melepaskan obat secara bertahap. Dalam satu penelitian, penggunaan microneedle mengurangi koloni bakteri Staphylococcus aureus (penyebab umum infeksi luka) hingga 90% dalam 24 jam.

Aplikasi tak terbatas pada diabetes. Teknologi ini berpotensi digunakan untuk luka bakar, luka pascaoperasi, atau penyakit kulit seperti psoriasis. Bahkan, beberapa peneliti mengeksplorasi microneedle untuk pengiriman vaksin atau terapi kanker dengan efek samping minimal.

Meski menjanjikan, tantangan masih ada. Produksi massal microneedle membutuhkan presisi nanoteknologi yang mahal, dan keamanan jangka panjangnya perlu diuji lebih lanjut. Namun, perusahaan seperti MediMicro dan NanoHeal telah memulai uji klinis fase awal, dengan dukungan regulasi dari badan kesehatan global.

Para ahli memperkirakan teknologi ini akan tersedia secara komersial dalam 5-7 tahun mendatang. Kunci percepatannya terletak pada kolaborasi antara ahli material, dokter, dan insinyur biomedis. Di masa depan, microneedle mungkin terintegrasi dengan sensor IoT untuk memantau luka secara mandiri dan mengirim data ke smartphone pasien.

Dengan menggabungkan diagnostik dan terapi dalam satu platform, microneedle bukan hanya alat medis, tetapi revolusi perawatan luka yang personal dan berkelanjutan. Bagi jutaan penderita luka kronis global, ini adalah harapan baru untuk hidup lebih sehat tanpa komplikasi yang mengancam jiwa.

×
back to top