Mixed reality jadi pesaing berat virtual reality
Mixed Reality muncul di ajang pameran teknologi. Bisa jadi, ini pesaing berat teknologi virtual reality.
Tren Mixed Reality membuat Microsoft tak mau kalah dengan mengumumkan headset Mixed Reality-nya, pada Mei lalu. Kini, headset tersebut sudah mulai dikirimkan ke developers, dan direncanakan akan dijual seharga USD499 atau setara dengan Rp6,6 juta.
Bagi Microsoft, headset ini merupakan sebuah pencapaian teknis yang cukup mengesankan karena mereka telah melengkapinya dengan sepasang controller yang dapat bekerja tanpa perangkat eksternal lain, dan hanya membutuhkan kamera VR.
Headset ini tidak membutuhkan PC dengan dengan spesifikasi yang tinggi untuk bisa digunakan. Pasalnya, ia sudah memiliki unit pemrosesan yang menggantikan proses dari PC tersebut. Jadi, dengan pemrosesan internal tersebut, headset ini dapat digunakan dengan PC kelas entry-level sekalipun.
Untuk saat ini, Microsoft sedang bekerjasama dengan Acer dalam pengembangan headset Mixed Reality ini. Acer sebenarnya sudah lebih dulu merilis headset Mixed Reality pada Maret lalu. Sama seperti Microsoft, headset Acer juga tidak membutuhkan PC dengan spesifikasi yang tinggi untuk bisa digunakan.
Hal yang sama juga dilakukan Dell yang sudah merilis Dell Visor. Headset ini akan tersedia pada Oktober mendatang dengan harga USD349 atau setara dengan Rp4,6 juta.
Harga headset Mixed Reality lebih mahal dibandingkan dengan headset Virtual Reality keluaran Samsung Gear VR, HTC Vive, dan Oculus Rift. Namun, Mixed Reality menawarkan kepraktisan yang tidak membutuhkan kehadiran perangkat tambahan, seperti halnya Virtual Reality. Akankah tren Virtual Reality menjadi tersaingi dengan masuknya tren Mixed Reality?