NASA temukan batuan air terjun, bukti kehidupan di Mars?
Wahana Perseverance milik NASA telah mengumpulkan sampel dari Mars sejak 2021, tetapi salah satu batuan yang baru-baru ini dikumpulkannya dapat membantu mencapai tujuannya.
Wahana Perseverance milik NASA telah mengumpulkan sampel dari Mars sejak 2021, tetapi salah satu batuan yang baru-baru ini dikumpulkannya dapat membantu mencapai tujuannya untuk menemukan bukti kehidupan purba di planet tersebut.
Dinamai Air Terjun Cheyava berdasarkan air terjun tertinggi di Grand Canyon, sampel berukuran 97 cm x 60 cm tersebut mengandung "tanda-tanda dan struktur kimia" yang mungkin terbentuk oleh kehidupan mikroba purba dari miliaran tahun yang lalu.
Dilansir dari Engadget (29/7), Perseverance mengumpulkan batuan tersebut pada 21 Juli dari tempat yang dulunya merupakan lembah sungai Mars yang dibentuk oleh aliran air dahulu kala. Sampel tersebut memperlihatkan urat-urat kalsium sulfat putih besar yang membentang di sepanjang batuan itu. Hal ini menunjukkan bahwa air memang mengalir melalui batuan tersebut pada satu titik.
Yang lebih penting, batuan tersebut mengandung tanda-tanda berukuran milimeter yang tampak seperti "bintik-bintik macan tutul" di seluruh pita kemerahan di bagian tengahnya. Di planet kita, bintik-bintik tersebut dapat terbentuk pada batuan sedimen terestrial ketika terjadi reaksi kimia yang mengubah hematit, salah satu mineral yang bertanggung jawab atas warna kemerahan Mars, menjadi putih. Reaksi tersebut dapat melepaskan zat besi dan fosfat, yang dapat berfungsi sebagai sumber energi bagi mikroba.
Peralatan Planetary Instrument for X-ray Lithochemistry (PIXL) milik wahana penjelajah tersebut telah menentukan bahwa cincin hitam di sekitar bintik-bintik itu mengandung zat besi dan fosfat. Akan tetapi, hal itu tidak secara otomatis berarti bahwa batu tersebut benar-benar berfungsi sebagai inang bagi mikroba purba.
Bintik-bintik itu bisa saja terbentuk karena proses non-biologis, dan itu adalah sesuatu yang harus dipecahkan oleh para ilmuwan. "Kami tidak dapat mengatakan sekarang bahwa kami telah menemukan kehidupan di Mars," kata Katie Stack Morgan, wakil ilmuwan proyek tersebut. "Namun yang kami katakan adalah bahwa kami memiliki tanda-tanda biologis yang potensial, yaitu serangkaian fitur yang mungkin memiliki asal usul biologis tetapi memang memerlukan penelitian lebih lanjut dan lebih banyak data."
NASA masih harus membawa kembali sampel yang telah dikumpulkan Perseverance ke planet kita, termasuk Air Terjun Cheyava. Misi Mars Sample Return terlambat beberapa tahun dari jadwal dan tidak akan dapat membawa kembali bebatuan dari planet merah tersebut hingga tahun 2040, bukan pada awal tahun 2030-an seperti yang direncanakan semula.
NASA baru-baru ini meminta perusahaan kedirgantaraan untuk memberikan solusi alternatif tentang cara membawa sampel tersebut ke Bumi lebih cepat dan akan membiayai penelitian mereka yang akan dilakukan akhir tahun ini. Para ilmuwan juga harus melakukan pengujian ekstensif untuk menyingkirkan kemungkinan kontaminasi dan proses non-biologis, serta kemungkinan penjelasan lain tentang bagaimana bintik-bintik macan tutul terbentuk, sebelum mereka dapat menyatakan bahwa bintik-bintik tersebut memang merupakan bukti kehidupan Mars purba.