Pertaruhan besar Samsung dengan Galaxy AI
Mengapa Galaxy AI adalah pertaruhan besar bagi Samsung, dan bagaimana keterlibatan Qualcomm dalam AI on-device memainkan peran penting dalam konteks ini?
Samsung mengambil langkah berani dengan memperkenalkan Galaxy AI, sebuah inisiatif yang menandai babak baru dalam perjalanan inovasi mereka. Galaxy AI bukan cuma penambahan fitur baru pada rangkaian produk Samsung, tetapi sebuah pertaruhan besar yang menandai perubahan paradigma dalam cara kita berinteraksi dengan teknologi.
Galaxy AI menandai era baru integrasi AI yang mendalam ke dalam ekosistem mobile. Samsung, yang telah lama menjadi pemimpin dalam pasar smartphone, kini menghadapi tantangan untuk tidak hanya mempertahankan posisinya, tetapi juga untuk menetapkan standar baru dalam interaksi manusia dan AI. Dengan Galaxy AI, Samsung berinvestasi besar-besaran dalam teknologi yang masih berkembang, mempertaruhkan reputasinya untuk menjadi pelopor dalam evolusi AI selanjutnya.
Salah satu tantangan terbesar bagi Samsung adalah pasar AI yang sudah penuh dengan pemain besar seperti Google dan OpenAI. Dengan produk seperti ChatGPT dan Google Bard juga Gemini, persaingan untuk menciptakan AI yang paling intuitif dan berguna sangat ketat. Samsung harus tidak hanya mencocokkan kemampuan teknis dari pesaingnya, tetapi juga menawarkan sesuatu yang unik dan berbeda untuk menonjol, dan yang terpenting bisa diakses oleh sebanyak-banyaknya pengguna.
Kelebihan utama Galaxy AI terletak pada integrasinya dengan perangkat mobile. Berbeda dengan AI seperti ChatGPT atau Google Gemini yang berfokus pada interaksi berbasis teks atau multimodal, Galaxy AI dirancang untuk meningkatkan pengalaman mobile secara keseluruhan. Ini mencakup fitur seperti terjemahan panggilan telepon secara real-time, personalisasi berbasis AI, dan kemungkinan interaksi yang lebih intuitif dengan perangkat. Artinya, Galaxy AI akan menjadikan Samsung sebagai perusahaan pertama yang membuka akses AI di perangkat mobile untuk masyarakat Indonesia.
Karakteristik unik dari Galaxy AI adalah fokusnya pada AI on-device. Berbeda dengan AI yang bergantung pada cloud, AI on-device memungkinkan pemrosesan data secara lokal, yang berarti respons yang lebih cepat dan lebih aman. Ini sangat penting dalam konteks privasi dan keamanan data, sebuah area yang menjadi semakin penting bagi pengguna.
On-device AI dari Galaxy AI menawarkan beberapa keunggulan. Pertama, ia memungkinkan pengolahan data secara real-time tanpa ketergantungan pada koneksi internet. Kedua, dengan pemrosesan data yang terjadi langsung di perangkat, masalah privasi dan keamanan data dapat ditangani dengan lebih efektif. Ketiga, ini memungkinkan personalisasi yang lebih dalam dan responsif terhadap kebutuhan pengguna.
Dalam konteks ini, Snapdragon 8 Gen 3 dari Qualcomm memainkan peran penting dalam pengembangan AI on-device. Dengan kata lain, Qualcomm akan mendorong seluruh perusahaan smartphone untuk mengikuti jejak Samsung.
Kita tahu, Qualcomm Snapdragon 8 Gen 3 diperkenalkan sebagai platform mobile generasi berikutnya pada Snapdragon Summit tahunan yang diadakan oleh Qualcomm tahun ini. Salah satu sorotan utama dari System-on-a-Chip (SoC) baru ini adalah kemampuannya untuk menjalankan mesin komputasi AI secara on-device. Chipset ini memperluas kemungkinan AI generatif dan memungkinkan pengalaman pengguna yang kaya. Dengan fokus pada AI generatif on-device, Snapdragon 8 Gen 3 mampu menjalankan model bahasa besar (LLM) dengan hingga 10 miliar parameter dan model LLM pada kecepatan hingga 20 token per detik, secara signifikan mengurangi ketergantungan pada cloud untuk inferensi.
Alex Katouzian, Senior Vice President dan General Manager, Mobile, Compute, dan Infrastructure di Qualcomm Technologies, Inc., mengungkapkan, "Snapdragon 8 Gen 3 adalah platform yang sangat canggih dan cerdas untuk AI modern." Platform ini dirancang untuk menciptakan pengalaman komputasi cerdas yang definitif, dengan peningkatan kinerja dan efisiensi yang signifikan. Snapdragon 8 Gen 3 menawarkan kinerja gabungan sebesar 75 TOPS (Trillion Operations Per Second) di seluruh NPU, CPU, dan GPU, menunjukkan kemajuan besar dalam pemrosesan AI on-device.
Dalam forum yang sama, Cristiano Amon, Presiden dan CEO Qualcomm, menambahkan, "Kita benar-benar memasuki era AI generatif, sebuah era baru yang akan mengubah cara kita mencipta, mencari, dan berinteraksi dengan perangkat kita."
Kembali soal Galaxy AI, ini adalah bukti komitmen Samsung untuk menjadi pemimpin dalam inovasi teknologi. Dengan menggabungkan keahlian mereka dalam hardware dengan kemajuan dalam AI, Samsung tidak hanya mempertahankan posisi mereka di pasar tetapi juga menetapkan standar baru dalam pengalaman pengguna.
Ini adalah pertaruhan besar, tetapi sekaligus menunjukkan pemahaman Samsung tentang arah masa depan teknologi dan kebutuhan penggunanya. Bagi generasi Z dan milenial, Galaxy AI menawarkan jendela ke masa depan di mana teknologi lebih dari sekadar alat; ini adalah bagian integral dari kehidupan kita sehari-hari.