Tiongkok bangun proyek energi raksasa, menghadapi tantangan teknis besar
Pemerintah Tiongkok mengumumkan persetujuan untuk membangun bendungan hidroelektrik terbesar di dunia di Sungai Yarlung Zangbo di wilayah Tibet.
Pemerintah Tiongkok mengumumkan persetujuan untuk membangun bendungan hidroelektrik terbesar di dunia di Sungai Yarlung Zangbo di wilayah Tibet. Proyek ini diperkirakan akan menghasilkan 300 miliar kilowatt jam (kWh) per tahun, yang setara dengan kemampuan tiga kali lipat dari Three Gorges Dam, yang saat ini adalah dam hidroelektrik terbesar di dunia.
Sebagai gambaran, pembangkit listrik tenaga air terbesar di AS adalah Bendungan Grand Coulee di Sungai Columbia di Washington. Bendungan ini merupakan salah satu bangunan beton terbesar di dunia dan menghasilkan sekitar 20 TWh per tahun. Bendungan Hoover yang terletak di perbatasan Nevada/Arizona hanya menghasilkan 4,2 TWh.
Dilansir dari New Atlas (9/1), proyek besutan Tiongkok tersebut merupakan bagian dari rencana lima tahun Tiongkok yang bertujuan untuk mempercepat energi terbarukan dan melawan polusi. Dengan memanfaatkan topografi curam sungai, proyek ini diharapkan dapat menghasilkan lebih banyak energi hidroelektrik dari sebelumnya. Dengan biaya sekitar 137 miliar USD (sekitar Rp2,2 triliun), proyek ini akan menjadi proyek infrastruktur terbesar di dunia.
Namun, proyek ini juga menimbulkan kekhawatiran di negara-negara yang terletak di hilir sungai, seperti India dan Bangladesh. Mereka khawatir bahwa kontrol aliran air oleh Tiongkok dapat berdampak negatif pada ekosistem lokal dan keberlanjutan air. Selain itu, proyek ini juga akan menghadapi tantangan teknis besar karena wilayah tersebut sering mengalami gempa bumi.
Meskipun demikian, pemerintah Tiongkok berpendapat bahwa proyek ini akan memberikan manfaat besar bagi ekonomi lokal dan mendukung tujuan netral karbon. Dengan teknologi terbaru dan studi geologi yang mendalam, mereka percaya bahwa konstruksi dapat diselesaikan dengan aman.
Pemasangan bendungan di lokasi itu akan membutuhkan pengeboran beberapa terowongan sepanjang 12,5 mil (20 km) untuk mengalihkan sungai, yang mengalir sekitar 70.600 kaki kubik per detik (2.000 meter kubik), cukup untuk mengisi sekitar tiga kolam renang ukuran Olimpiade per detik.
Proyek ini juga diharapkan dapat mendorong pengembangan energi angin dan surya di wilayah sekitar, serta meningkatkan produksi energi bersih. Meskipun masih belum ada jadwal pasti untuk pelaksanaan proyek ini, peluncuran proyek ini menandakan langkah besar menuju masa depan energi terbarukan yang lebih berkelanjutan.