Gara-gara inflasi, pengiriman ponsel pada Q2 2022 turun 9%
Pendapatan konsumen yang tidak menentu karena kenaikan inflasi, menurunkan permintaan ponsel dari tahun lalu.
Pengiriman smartphone secara global pada kuartal kedua 2022 dilaporkan mengalami penurunan permintaan dibanding kuartal pertama. Sebuah laporan baru dari Canalys mengungkapkan total pengiriman smartphone turun 9% dari tahun ke tahun sepanjang Q2 2022.
Laporan yang dikutip dari Android Central (28/7) menunjukkan permintaan berkurang karena kemerosotan ekonomi dan ketidakpastian kawasan. Sebagai perbandingan, sekitar 300 juta smartphone dikirimkan pada kuartal pertama. Namun pada kuartal kedua, hanya 270 juta unit yang dikirim.
Analis Canalys Runar Bjørhovde menyiratkan agar vendor memikirkan kembali strategi mereka. Sebab, prospek industri ponsel cerdas menjadi lebih berhati-hati di kuartal kedua ini.
Dia melanjutkan, "Hambatan ekonomi, permintaan lesu, dan tumpukan persediaan telah mengakibatkan vendor dengan cepat menilai kembali strategi portofolio mereka untuk sisa tahun 2022. Kelas menengah yang kelebihan pasokan adalah segmen terbuka bagi vendor untuk fokus menyesuaikan peluncuran baru, karena anggaran- konsumen yang dibatasi mengalihkan pembelian perangkat mereka ke segmen bawah."
Di samping itu, analis Canalys lainnya, Toby Zhu mengungkapkan turunnya permintaan menyebabkan kekhawatiran besar bagi seluruh rantai pasokan smartphone.
Hambatan lain adalah kesulitan terkait logistik dan produksi, yang masih berlangsung. Ini termasuk masalah seperti pembatasan impor dari negara berkembang yang selanjutnya menyebabkan penundaan dalam proses bea cukai.
Alasan signifikan lainnya, menurut laporan tersebut, adalah pendapatan konsumen yang tidak menentu karena kenaikan inflasi, membedakan permintaan dari tahun lalu.
Terlepas dari pengurangan pengiriman smartphone, vendor seperti Samsung berhasil menempati urutan teratas (pada Q2 2022). Laporan menyebutkan Samsung fokus pada seri Galaxy A kelas bawah, yang telah membawa pabrikan Korea itu menguasai 21% pangsa pasar.
Diikuti oleh Apple dengan 17%, melalui permintaan iPhone 13 yang kuat. Di sisi lain, vendor Tiongkok seperti Xiaomi, OPPO, dan Vivo disebut-sebut berjuang keras di kandang sendiri. Mereka melihat penurunan dua digit dengan masing-masing 14%, 10%, dan 9% pangsa pasar.