Kamera Huawei Mate 30 Pro 5G punya hasil terbaik versi DXOMark
Lembaga ternama yang mengukur kualitas sensor pada sebuah kamera digital, DXOMark, baru-baru ini telah mengumumkan bahwa kualitas kamera belakang Mate 30 Pro 5G berhasil bertengger di posisi pertama.
Pada September lalu, Huawei meluncurkan ponsel flagship mereka dengan nama Mate 30 Pro 5G. Sesuai namanya, ponsel ini merupakan Mate 30 Pro dengan versi konektivitas 5G. Selain konektivitas 5G, ada beberapa fitur yang diunggulkan pabrikan asal Negeri Tirai Bambu tersebut, yakni kamera.
Kamera belakang yang dipegang Mate 30 Pro 5G memiliki konfigurasi empat lensa, termasuk sensor time-of-flight (ToF) untuk mengukur kedalaman 3D dalam mode bokeh. Kamera utama dilengkapi dengan lensa sudur lebar berbasis sensor Quad-Bayer 40 MP serta aperture f/1.7.
Lensa selanjutnya adalah telefoto dengan kemampuan zoom 3x, atau setara dengan 80 mm pada kamera full-frame 35 mm. Lensa terakhir adalah kamera ultra lebar dengan ukuran sensor 1/1,54 inci serta aperture f/1.8. Seluruh lensa pada kamera belakang merupakan hasil kerja sama dengan perusahaan asal Jerman Leica.
Lembaga ternama yang mengukur kualitas sensor pada sebuah kamera digital, DXOMark, baru-baru ini telah mengumumkan bahwa kualitas kamera belakang Mate 30 Pro 5G berhasil bertengger di posisi pertama dalam hasil uji coba ketat yang dilakukannya. Berhasil meraup nilai 123 poin, ponsel ini berhasil mengalahkan sang saudara (Mate 30 Pro) dengan skor 121 poin, dan di bawahnya lagi ada Xiaomi Mi CC9. Hal ini menyebabkan kualitas foto kamera belakang Apple iPhone memiliki posisi keempat dengan nilai 117 poin.
Nilai 123 poin untuk performa kamera belakang merupakan nilai keseluruhan dari skor fotografi dan video. Masing-masing performa foto dan video diberi nilai 134 poin dan 102 poin. Dalam sub skor foto, nilai yang paling berkesan adalah performa autofocus (AF) dengan 100 poin. Artinya, Mate 30 Pro 5G mampu menangkap titik fokus subjek dengan cepat dan akurat, meski pada cahaya remang.
Sedangkan dalam sub skor video, nilai tertinggi dipegang juga oleh performa AF dengan skor 97 poin. Selain AF, performa video yang patut diacungi jempol adalah kemampuan stabilisasinya dengan skor 94 poin. Stabilisasi yang sangat unggul ini tidak lepas dari bantuan sistem optical image stabilization (OIS). Sebagai informasi, sistem OIS mengandalkan pergerakan lensa untuk mereduksi getaran tangan, tanpa ada proses sensor cropping.
Ketika menguji keunggulan suatu kamera, DXOMark mengevaluasi lebih dari 1.600 gambar uji dan lebih dari 2 jam video baik di lingkungan labolatorium terkontrol dan lingkungan luar ruangan, menggunakan pengaturan default kamera.