Icip-icip Galaxy Note 9, apa hebatnya?

Setiap tahun Samsung pasti menghadirkan dua smartphone flagship. Setelah pada Februari lalu menghadirkan perangkat flagship Galaxy S9 yang masuk ke dalam seri S, kini perusahaan yang berbasis di Korea Selatan tersebut mengumumkan Galaxy Note 9.

Belum ada 24 jam setelah mengumumkan Galaxy Note 9 secara global di New York lewat acara bertajuk Galaxy Unpacked, Samsung mengumumkan Galaxy Note 9 sudah dapat dipesan melalui sesi pre-order di Indonesia mulai tanggal 10 hingga 19 Agustus 2018.

Kebetulan saya sempat menjajal smartphone yang memiliki slogan “The New Super Powerful Note” tersebut. Menilik dari bagian fisik, saya tidak merasa ada perbedaan yang terlalu mencolok antara Galaxy Note 9 dibandingkan dengan pendahulunya (Galaxy Note 8). Galaxy Note 9 masih dirancang dengan agak melengkung di bagian sisi kiri dan kananya.

Pada bagian tepi kanan, Anda akan melihat hanya satu tombol fisik, yaitu tombol daya. Sudah dapat ditebak bahwa tombol akses volume terletak di sisi sebelah kiri. Bagi Anda yang gemar mendengarkan musik lewat earphone, cara ini sangat praktis lantaran dapat dengan mudah mengakses tombol volume, meski tanpa melihatnya (contoh: ketika kondisi smartphone di dalam kantung celana).

Di area tepi atas, Anda akan melihat slot kartu SIM dan micro SD yang hanya dapat diakses menggunakan alat khusus. Beralih ke bagian tepi bawah, Samsung menyediakan port untuk jack audio 3,5 mm. Penyematan port tersebut bisa dibilang agak unik lantaran saat ini kebanyakan smartphone flagship sudah mulai meninggalkannya. Pada bagian ini, Anda juga akan melihat port USD Type-C untuk mengisi ulang atau transfer data.

Kebetulan di dekat saya ada unit demo Galaxy Note 8. Kesempatan ini tidak saya sia-siakan untuk membandingkannya sedikit dengan yang baru. Samsung membekali Note 9 dengan kapasitas baterai 4.000 mAh. Artinya, memiliki peningkatan kapasitas baterai yang lebih besar dari sebelumnya (Galaxy Note 8 dilengkapi dengan baterai dengan kapasitas 3.300 mAh).

Dengan perbedaan kapasitas baterai seperti itu, seharusnya Galaxy Note 9 memiliki bodi yang lebih tambun dibandingkan dengan pendahulunya, namun kenyataannya tidak. Saya berkali-kali berusaha merasakan perbedaan ketebalan antara Note 8 dan Note 9. Dari sisi spesifikasi teknis, Note 9 dan Note 8 masing-masing memiliki dimensi 161,9 x 76,4 x 8,8 mm dan 162,5 x 74,8 x 8,6 mm.

Satu-satunya perbedaan yang sangat terlihat dalam hal fisik adalah letak sensor sidik jari, yang mana Note 9 telah memindahkan posisi sidik jari di bawah kamera belakang ganda. Sebagai catatan, Note 8 meletakkan sensor sidik jari sejajar dengan kamera ganda dengan orientasi horizontal. Berdasarkan pengalaman saya, penempatan sensor sidik jari di bawah kamera belakang menjadi lebih mudah diakses.

Saya menyukai bagaimana Samsung merancang desain Galaxy Note 9. Namun sayangnya, bodi smartphone tersebut sangat mudah terkena noda sidik jari. Terlibih jika tangan saya sedang dalam keadaan berkeringat.

Salah perbedaan yang paling menonjol dari Note 9 dibandingkan dengan Note 8 terletak pada S Pen yang diusungnya. Kini stylus Note 9 dilengkapi oleh teknologi Bluetooth. Artinya, S Pen pada Note 9 bersifat aktif dan dilengkapi dengan baterai. Stylus tersebut memungkinkan pengguna untuk mengontrol shutter kamera, mengontrol pemutaran video, mengontrol file presentasi, dan sebagainya.

Saya sempat mencoba menggunakan stylus untuk mengontrol kamera. caranya pun sangat mudah, cukup menekan tombol yang ada di stylus sebanyak satu kali untuk memotret. Jika ingin beralih dari kamera belakang ke kamera depan atau sebaliknya, cukup tekan tombol pada stylus sebanyak dua kali. Cara ini sangat praktis ketika Anda ingin melakukan selfie bersama teman-teman.

Namun bagaimana jika ada orang yang sama-sama menggunakan S Pen untuk mengontrol kamera? Jangan khawatir, pasalnya masing-masing S Pen dan Note 9 memiliki koneksi masing-masing. Jadi tidak akan terjadi “salah sasaran".

Masih seputar S Pen. Kini Note 9 dapat menghadirkan Screen Off Memo berwarna. Uniknya lagi, warna pada tulisan tergantung dari warna stylus. Kebetulan saya menjajalnya dengan menulis menggunakan S Pen berwarna kuning, sehingga tulisan saja menjadi warna kuning. Saya pun mencoba menulis dengan stylus berwara lain (biru). Setelah melakukan pairing, tulisan saya menggunakan stylus tersebut pun menjadi warna biru.

Pairing sangat mudah dilakukan, saya cukup masukkan S Pen ke tempatnya. Namun cara tersebut hanya terjadi pada fitur Screen Off memo. Saya masih dapat mengganti warna sesuka saya dengan stylus yang sama ketika menggunakan aplikasi menulis standar bawaan Samsung.

Saya juga sempat menjajal kamera. Galaxy Note 9 memiliki aneka mode seperti Panorama, Pro, Live Focus, Auto, Auper Slow-Mo, AR Emoji, dan Hyperlapse. Dari aneka mode tersebut, saya hanya sempat mencoba mode Live Focus sebentar. Mengandalkan kamera belakang ganda, mode tersebut menghadirkan efek bokeh layaknya memotret menggunakkan kamera DSLR atau mirrorless dengan aperture besar.

Anda juga dapat mengatur efek bokeh menggunakan slider yang terletak di atas tombol shutter. Burst shot yang saya gunakan sangat lancar  sehingga saya tidak merasa adanya gangguan sendatan hingga 100 foto. Saya belum sempat melihat hasil foto guna melihat performa kamera lantaran waktu yang diberikan terbatas. Tetapi jika dilihat sekilas, hasil fotonya sangat bagus.

Itulah pengalaman saya ketika menjajal sebentar Galaxy Note 9. Samsung mengadirkan smartphone ini dengan dua macam varian, satu dengan usungan RAM 6 GB serta penyimpanan internal 128 GB; dan satu lagi dengan RAM 8 GB serta penyimpanan internal sebesar  512 GB, yang masing-masing dibenderol dengan harga Rp 13.499.000 dan Rp 17.999.000.