Kesan pertama menjajal Xiaomi Redmi Note 10 yang baru rilis di Indonesia
Kelengkapan dalam kemasan Redmi Note 10 meliputi kepala charger 33W beserta kabelnya. Ini membuktikan bahwa sistem pengisian cepat ponsel sudah dapat digunakan tanpa membeli kepala charger opsional.
Bersamaan dengan Redmi Note 10 Pro, Xiaomi juga meluncurkan Redmi Note 10 ke Indonesia. Seperti yang kita tahu, ini merupakan seri Redmi pertama yang menggunakan panel layar AMOLED ketimbang LCD. Berbeda dengan layar LCD, layar AMOLED tidak menggunakan penerangan di latarnya. Artinya AMOLED memiliki cahaya pada setiap pikselnya.
Karena tidak menggunakan panel tambahan sebagai penerangan, maka AMOLED memiliki desain yang lebih tipis jika dibandingkan dengan layar LCD. Profil yang tipis dari panel tersebut memungkinkan ponsel berdesain tipis dan juga ringan.
Secara umum ponsel yang menggunakan panel AMOLED memiliki harga di atas Rp4 juta. Tetapi Redmi Note 10 dibanderol dengan harga hanya Rp2.499.000. Ini sesuai dengan komitmen Xiaomi akan seri Redmi yang menghadirkan produk berkualitas tetapi dengan harga terjangkau. Kebetulan saya sudah menjajal ponsel terbaru yang masuk ke kelas menengah tersebut.
Selain ponsel itu sendiri, kelengkapan dalam kemasan Redmi Note 10 meliputi kepala charger 33W beserta kabelnya. Ini membuktikan bahwa sistem pengisian cepat ponsel sudah dapat digunakan tanpa membeli kepala charger opsional. Tidak ketinggalan pula soft case berwarna transparan untuk perlindungan bodi ponsel.
Ketika soft case dipasangkan, tonjolan modul kamera Note 10 tidak akan terasa. Sebenarnya ada lagi aksesori tambahan yang diberikan dalam paket pembelian, yaitu screen protector. Namun, aksesori ini sudah dipasangkan di layar ponsel berukuran layar 6,43 inci tersebut.
Warna Note 10 yang saya jajal di sini adalah Lake Green. Ini adalah warna hijau muda dengan sentuhan akses metalik. Bodi belakang ponsel terbuat dari bahan mengkilap. Modul kamera belakang berbentuk persegi panjang. Konfigurasi kamera ini terdapat 4 buah. Xiaomi merancang keempat kamera tersebut secara rapi dan relatif simetris.
Konfigurasi empat kamera ini terdiri dari lensa utama beresolusi 48 MP, lensa ultra lebar beresolusi 8 MP, lensa makro beresolusi 2 MP dan kamera depth sensor beresolusi 2 MP. Sedangkan kamera depan memiliki resolusi 13 MP dengan desain punch-hole di bagian atas tengah layar.
Meskipun menggunakan panel AMOLED, sensor sidik jari Redmi Note 10 tidak terintegrasi di dalam layar. Sensor biometrik ini terintegrasi di tombol daya sebelah kanan. Xiaomi mengatakan penempatan pemindai sidik jari di lokasi tersebut karena ingin menambahkan tingkat elegan desain ponsel. Selain itu, penempatan sensor di samping dianggap lebih ergonomis. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa seri redmi mendatang menggunakan sensor sidik jari di layar.
Layar AMOLED Redmi Note 10 cukup dapat diandalkan. Ini dikarenakan oleh kecerahan yang tinggi. Meskipun tidak seterang layar Mi 11, saya merasa kualitas layar Redmi Note 10 masih dapat dilihat dengan jelas ketika sedang di bawah sinar matahari. Hal ini wajar mengingat Mi 11 masuk ke dalam kelas flagship dan Note 10 masuk ke dalam kelas menengah.
Mengingat layar yang digunakannya adalah AMOLED, tentu saja Note 10 memiliki fitur Always on Display AOD. Ada beragam tampilan AOD yang dapat kamu pilih, beberapa di antaranya adalah tampilan analog, animasi, kaleidoskop, dan lain-lain. Kamu juga dapat mengganti tampilan jam AOD dengan bermacam-macam warna.
Speaker stereo Note 10 ada di bagian bawah dan atas. efek stereo ini memiliki speaker khusus tanpa menjadi satu dengan speaker telinga (earpiece) saat melakukan telepon. Dengan demikian menjanjikan kualitas separasi yang seimbang.
Bagian sisi bawah ada port audio 3,5 mm, USB-C dan mikrofon. Sisi samping kanan ponsel terdapat tombol volume dan tombol daya (terintegrasi sensor sidik jari). Selain salah satu speaker, bagian sisi atas ada mikrofon dan transmitter inframerah untuk kebutuhan tertentu.
Jadi, kesan pertama saya terhadap ponsel Xiaomi Redmi Note 10 adalah layarnya berperforma bagus. Meskipun AMOLED, tetapi masih dapat diakses di bawah sinar matahari. Sebagai informasi, biasanya AMOLED akan agak lebih sulit dilihat di bawah sinar matahari ketimbang layar LCD. Namun untungnya, masalah ini tidak terjadi di ponsel terbaru buatan Xiaomi. Oiya, bobot keseluruhan ponsel ini juga terasa ringan.