Menakar Kirin 990 5G, rahasia performa Huawei P40 Series
Huawei P40 Series akhirnya meluncur. Peluncuran ini juga menjadi debut perdana bagi Kirin 990 5G di dunia. Secanggih apa performanya?
Huawei kini resmi memperkenalkan punggawa barunya kepada dunia. Huawei P40 series meluncur dalam tiga varian berbeda, yakni Huawei P40, P40 Pro dan P40 Pro+. Ketiganya hampir menyandang spesifikasi yang sama, terutama dari segi prosesornya.
Ya, ketiga seri terbaru perusahaan asal Tiongkok itu sudah menggunakan chipset Kirin 990 5G. Bisa jadi, karena chipset ini pula Huawei tetap percaya diri menghadirkan smartphone kendati tanpa layanan Google. Pasalnya, dari Kirin 990 5G ini, smartphone Huawei tampil bertenaga dengan menjanjikan performa yang tinggi.
Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Kirin 990 tampil di pasar. Sebelumnya chipset ini sudah digunakan pada Huawei Mate 30 Series. Hanya saja, di perangkat itu, Kirin 990 belum mendukung koneksi 5G, alias masih terbatas di 4G saja. Padahal jenis ini sudah terintegrasi dengan modem 5G, Balong 5000.
Secara umum, Huawei mengklaim bahwa Kirin 990 5G akan menjanjikan peningkatan performa hingga efisiensi daya hampir di semua aspek. Dibandingkan versi sebelumnya, Kirin 990 5G menawarkan peningkatan performa CPU sebesar 23%, GPU sebesar 39% dan NPU sebesar 460%. Tidak hanya itu, chipset baru ini diklaim lebih irit daya sebesar 23% untuk CPU, 32% untuk GPU dan 290% untuk NPU.
Namun penting untuk diketahui bahwa Kirin 990 5G merupakan satu-satunya chipset yang saat ini dibuat dengan fabrikasi 7nm+ EUV dari TSMC. Kecepatannya sendiri sudah ditingkatkan ketimbang versi 4G-nya. Kirin 990 5G ini hadir dengan tiga kluster dengan konfigurasi 2 x Cortex-A76 @2.86GHz, 2 x Cortex-A76 @2.36GHz dan 4 x Cortex-A55 @1.95GHz.
Di atas kertas, spesifikasinya memang kalah jika dibandingkan dengan Snapdragon 865 yang menggunakan Cortex-A77. Meski begitu, Huawei mengklaim bahwa konsumsi dayanya lebih baik ketimbang chipset paling mutakhir buatan Qualcomm itu.
Dibandingkan dengan Kirin, Snapdragon 865 mengunakan dua chip untuk modem, satu untuk 4G dan satu lagi untuk koneksi 5G. Keduanya menjadi satu paket yang dikenal dengan modem X55. Karenanya, selain ukurannya lebih besar, Snapdragon 865 butuh pasokan daya yang juga lebih besar.
Richard Yu, CEO Huawei mengungkapkan, dalam hal konsumsi daya, Kirin 990 5G lebih unggul ketimbang Snapdragon 865 dengan modem X55. Dalam tabel yang disajikan, perusahaan Tiongkok ini mengklaim kalau konsumsi daya Kirin 990 5G lebih efisien sebesar 31% untuk 5G Low Speed Data, 25% untuk 5G Middle Speed Data dan 23% untuk 5G High Speed Data.
Konektivitas juga menjadi salah satu yang diunggulkan Huawei di chipset ini. Kirin 990 5G sudah menggunakan chipset Wi-Fi Kirin W650. Chip ini sudah mendukung koneksi Wi-Fi 6 dan 160MHz pada 5GHz. Secara teori, chip ini mampu mencapai kecepatan 2400Mbps. Huawei mengklaim kalau angka ini berada dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan Galaxy S20 Ultra.
Bicara soal kemampuan AI, NPU di Kirin 990 5G akan mengambil peranan yang sangat besar. Karena NPU baru inilah, Huawei P40 Series mampu menawarkan performa terbaik di sektor AI. Cukup menarik mengetahui bahwa NPU Da Vinci yang tersemat di Kirin 990 5G mengadopsi klusterisasi ala CPU, yakni 2+1.
Klusterisasi itu terbagi berdasarkan dua inti untuk pemrosesan AI yang membutuhkan performa tinggi yang sudah mendukung INT8 dan FP16, sementara satu inti untuk performa yang lebih ringan, misalnya untuk kebutuhan perintah suara atau pengisian daya adaptif. Karana dukungan NPU ini, sejumlah fitur AI mampu disematkan dalam satu perangkat.
Berbekal NPU 2+1 Da Vinci ini, Huawei mengklaim bahwa performa AI yang ditawarkan di Huawei P40 Pro mampu menorehkan skor 70185. Huawei bahkan mengklaim kalau performa AI-nya didapuk sebagai Best Mobile AI Performance.
Spesifikasi Huawei P40 Series |
||||
Spesifikasi |
P40 Pro |
P40 Pro+ |
P40 |
|
SoC |
HiSilicon Kirin 990 5G 2x Cortex-A76 @ 2.86 GHz 2x Cortex-A76 @ 2.36 GHz 4x Cortex-A55 @ 1.95 GHz |
|||
GPU |
Mali G76MP16 @ 700MHz |
|||
Layar |
6,58 inci OLED 2640 x 1200 90Hz |
6,01 inci OLED 2340 x 1080 60Hz |
||
RAM |
8 GB |
|||
Memori Internal |
128 GB – 256 GB |
|||
Kamera Belakang |
Kamera Utama |
50MP 1/1.28” 2.44µm RYYB Sensor f/1.9 OIS 23mm equivalent |
||
Telefoto |
- |
8MP f/2.4 OIS 3x optical zoom 80mm equivalent |
||
Periskop |
12MP RYYB f/3.4 OIS 5x optical zoom 125mm equivalent |
8MP f/4.4 OIS 10x optical zoom 240mm equivalent |
- |
|
Wide |
40MP f/1.8 18mm equivalent |
16MP f/2.2 17mm equivalent |
||
Extra |
ToF |
- |
||
Kamera Depan |
32MP f/2.2 AF + IR Camera |
32MP f/2.0 FF + IR Camera |
||
Baterai |
4200mAh
40W SuperCharge |
3800mAh
22.5W Charging |
||
Wireless Charging |
27W SuperCharge |
40W SuperCharge |
- |
|
I/O |
USB Type-C |
|||
Konektivitas |
4G + 5G NR NSA + SA Sub-6GHz |
|||
Proteksi |
IP53 (Tidak tahan air) |
IP68 (Tahan air hingga 1m) |
||
Sistem Operasi |
AOSP 10; EMUI 10 Tanpa layanan Google |
|||
Harga |
EUR999 (Rp18 jutaan) |
EUR1399 (Rp25 jutaan) |
EUR799 (Rp14 jutaan) |