Sejarah emoji hingga jadi bahasa visual modern
Seiring waktu, emoji terus berkembang dan bervariasi
Emoji menjadi salah satu konten yang kerap di gunakan dalam berkomunikasi. Betapa tidak, berbagai gambar yang menampilkan karakter serta ekspresi itu mampu mediskripsikan bagaimana perasaan maupun pembicaraan yang ingin diungkapkan hanya dengan satu emoji saja.
Seiring waktu, emoji terus berkembang dan bervariasi. Namun tahukah Anda bagaimana perkembangan emoji?
Dilansir Wired, emoticon lebih dulu muncul ketimbang emoji. Anda mungkin masih ingat bagaimana beragam simbol digabungkan hingga menjadi emoticon seperti berikut " :-) :-( 8-D ". Beragam emoticon itu kerap digunakan dalam berkomunikasi di tahun 1990-an.
Kemudian emoji tercipta oleh seniman Jepang bernama Shigetaka Kurita untuk pertama kalinya. Kurita pada saat itu berkerja pada sebuah tim untuk mengembangkan i-mode, platform internet mobile pertama dari operator seluler utama di Jepang, NTT DOCOMO.
Kurita memiliki keinginan merancang antarmuka yang menarik untuk menyampaikan informasi dengan cara yang sederhana dan ringkas. Misalnya dengan sebuah ikon yang menunjukkan ramalan cuaca yang tidak cerah hanya dengan sebuah ikon ketimbang dengan mengejanya "mendung".
Kurita lantas membuat sketsa 12 gambar yang kemudian dikirimkan ke ponsel dan page dengan memiliki karakter masing-masing. Koleksinya kini menjadi bagian dari koleksi permanen di Museum Modern Art di New York.
Beberapa karakter yang dirancang Kurita seperti cuaca yang ditunjukkan dengan ikon matahari, awan, payung dan manusia salju. Ada juga karakter teknologi yang diwakili ikon telepon rumah, ponsel, TV dan GameBoy.
Karakter itu bukan sepenuhnya menawarkan informasi, melainkan cara untuk menambahkan subteks emosional ke sebuah pesan. Ini terdengar pasif dengan namun menambahkan emoji "❤️" pada sebuah pesan misalnya, menawarkan rasa hangat dan simpati. Itu merupakan awal dari sebuah bahasa visual baru.
Emoji kemudian menjadi populer dalam waktu yang cukup cepat di Jepang. Banyak perusahaan menjiplak ide DOCOMO dengan menghadirkan emoji serupa.
Perkembangan perangkat mobile yang cepat juga membuat emoji meluas. Bahkan perusahaan diluar Jepang seperti Apple melihat kesempatan itu untuk menggabungkan emoji ke platform lain.
Pada 2007, tim software di Google memutuskan untuk membentuk badan bernama Unicode Consortium demi merancang standar teks di seluruh komputer. Pada akhirnya, Unicode membuat standar agar teks maupun emoji bisa tampil serupa di berbagai platform.
Pada tahun 2009, sepasang insinyur Apple, Yasuo Kida dan Peter Edberg, bergabung dan mengajukan proposal resmi untuk mengadopsi 625 karakter emoji baru ke dalam Standar Unicode. Unicode menerima proposal itu hingga pada 2010, membuat emoji dapat diakses dimanapun.
Dari sinilah emoji semakin berkembang dan menjadi salah satu bahasa komunikasi berbentuk visual. Beragam emoji hadir mewakili berbagai etnis dengan memberikan variasi warna kulit. Ada juga emoji perempuan berkerudung hingga berbagai profesi manusia.
Kini, emoji semakin berkembang bahkan hadir dengan animasi atau disebut sebagai animoji. Mulanya fitur ini dibawa oleh Apple melalui flagship-nya iPhone X.
Menggunakan teknologi augmented reality dan TrueDepth camera, iPhone X menganalisa ekspresi wajah penggunanya. Ekspresi tersebut kemudian akan diwakili oleh sebuah animasi dengan menggunakan karakter seperti anjing, kuda poni dan lainnya. Berbagai animoji itu bisa dibagikan oleh pengguna melalui aplikasi iMessage.
Samsung juga mengadopsi fitur transformasi emoji yang disebut AR Emoji. Serupa dengan iPhone, fitur yang melengkapi Galaxy S9 dan S9+ itu mampu menghadirkan emoji dalam bentuk animasi sesuai dengan ekspresi penggunanya.
Pembedanya, AR Emoji Samsung mampu membuat avatar penggunanya sendiri. Artinya, karakter yang ditampilkan bukanlah hewan atau robot sebagaimana iPhone X. Selain itu, AR Emoji juga bisa dibagikan ke berbagai aplikasi seperti WhatsApp dengan format GIF.
Dalam ajang Mobile World Congress (MWC) 2018, Asus pun bersaing dengan Apple dan Samsung menghadirkan emoji animasi. Bukan tidak mungkin, fitur tersebut akan menjadi tren smartphone selanjutnya dan menjadikan emoji animasi semakin berkembang sebagai bahasa komunikasi visual.