Selain Huawei, Oppo juga curangi hasil benchmark
Sama seperti Huawei dan Honor, Oppo dan Realme juga mengaku jika mereka menggunakan kedok 'AI' untuk meningkatkan performa mereka.
Masih ingat tulisan tek.id mengenai tindakan curang Huawei dan Honor dalam mengakali hasil tes di beberapa software benchmark? Ternyata, belakangan ini terungkap ada produsen asal China lain yang ternyata melakukan kecurangan yang sama.
Adalah First Post (30/9) yang menemukan fakta tersebut. Setelah mereka mendengar kabar kecurangan yang dilakukan oleh Huawei dan Honor, dia mencoba beberapa perangkat lain untuk dilakukan tes.
Mereka melakukan pengetesan ke 300 perangkat. Namun, ada beberapa perangkat yang ternyata yang sangat menarik perhatian mereka seperti Oppo Find X, Realme 1, dan juga Realme 2.
Metode pengetesan yang mereka lakukan adalah dengan menggunakan aplikasi 3DMark. Namun, mereka tidak hanya mengetes menggunakan aplikasi 3DMark yang bersifat ‘public’ (yang berarti dapat diunduh siapapun melalui Play Store), melainkan juga menggunakan aplikasi 3DMark yang bersifat ‘private’ (yang mereka dapatkan dari pengembang, dengan nama yang tak sama seperti di publik).
Dari tes tersebut, terlihat jelas selain Huawei dan Honor, Oppo dan Realme juga melakukan kecurangan yang sama. Dari tes Slingshot Extreme ES 3.1, Find X, Realme 1, serta Realme 2 mendapat skor yang sangat jauh berbeda.
Dapat dilihat dari tabel di atas, Find X saat menjalankan versi public berhasil mendapatkan skor hingga 4575,67 poin, sedangkan di versi privat hanya mendapatkan skor 3344,33 saja. Perlu diingat, perangkat ini menggunakan prosesor Snapdragon 845.
Di sisi lain, Realme 1 berhasil mendapatkan hasil skor 1088,33 di versi public, sementara di versi private mereka hanya mendapatkan skor 747,33. Di sisi lain, Realme 2 berhasil mendapat skor di versi public sebesar 449,33 sementar di versi private mereka berhasil mendapat 279,33.
Dari data diatas, terlihat Oppo Find X berhasil mencurangi hasil benchmark hingga 36,82 persen dan untuk Realme 1 hingga 45,63 persen. Sedangkan yang tertinggi terdapat di perangkat Realme 2 dengan peningkatan hingga 60,86 persen.
Satu penemuan lain yang mereka temukan dalam pengetesan ini adalah perangkat yang melakukan kecurangan ini memiliki temperatur yang cukup gila dibandingkan dengan saat mereka tidak melakukan kecurangan.
Find X misalnya, temperatur saat perangkat tersebut dites saat dalam ‘mode’ public tercatat hingga 73,3 celcius. Sedangkan saat perangkat yang sama tidak dalam ‘mode’ privat, temperatur maksimal hanya mencapai 61,1 celcius. Terjadi perbedaan panas hingga 10 celcius!
Hal yang sama terjadi pada perangkat Huawei Honor 10 dan P20 Pro, yang tercatat memiliki perbedaan temperatur hingga di atas 10 celcius. Honor 10 tercatat memiliki temperatur hingga 56,33 celcius saat dalam ‘mode’ public dan 40,2 celcius dalam ‘mode’ private. Sedangkan P20 Pro tercatat memiliki temperatur hingga 57 celcius dalam ‘mode’ public dan 41,8 celcius saat dalam ‘mode’ private.
Halaman selanjutnya : Cara vendor melakukan kecurangan >>>
Lantas, bagaimana sebenarnya mereka melakukan kecurangan ini?
Dalam beberapa statemen, ternyata Huawei dan Oppo telah mengeluarkan pernyataan bahwa 'AI' yang secara cerdas memindai program dan menyesuaikan kinerja berdasarkan permintaan. Sayangnya, hal ini sudah terbukti salah.
Perusahaan-perusahaan ini hanya menargetkan aplikasi berdasarkan nama. Jika smartphone menemukan aplikasi yang memiliki nama spesifik, seperti ‘3DMark’, maka mereka secara otomatis beralih ke mode kinerja ekstrim.
Namun, pada saat pengetesan mereka menggunakan aplikasi yang sama, namun memiliki nama yang berbeda, smartphone tidak beralih ke mode kinerja ekstrim dan hanya berada di mode normal saja. Jika benar kedua produsen tersebut memanfaatkan 'AI', nama aplikasi harusnya tidak akan berpengaruh.
Adakah resiko yang ditimbulkan saat smartphone didorong ke mode ekstrim?
Seperti yang dapat dilihat dari data di atas, salah satu yang terpengaruh adalah tingkat temperatur dari sebuah perangkat. Bahkan, perbedaan yang terjadi mencapai lebih dari 10 derajat celcius.
Berpindah ke mode ekstrim akan merujuk perangkat ke tingkat yang tidak aman. Dalam beberapa kasus, telepon begitu panas sehingga tidak lagi dapat dipegang oleh tangan manusia. Tentu saja hal ini sangat berbahaya.
Bahkan, ada kemungkinan bila sebuah perangkat ada di situasi tertentu saat berjalan di mode ekstrim, bisa saja perangkat tersebut meledak karena kepanasan.
Jika berbahaya, kenapa mereka melakukan praktik curang ini?
Kenyataannya, bisnis smartphone adalah salah satu bisnis paling menguntungkan pada saat ini. Pengapalan perangkat yang hingga ratusan juta unit dalam satu tahun adalah jumlah yang sangat besar.
Oleh karenanya, mereka pun harus mencari cara menggaet perhatian para calon pembeli. Salah satu caranya adalah menawarkan performa yang terbaik kepada para calon pembeli, terlepas dari harga perangkat yang mereka tawarkan.