Super Steady Galaxy S10+ bisa jadi alternatif gimbal
Samsung memilih teknik stabilisasi video secara elektronik atau Electronic Image Stabilization (EIS) yang disebut Samsung "Super Steady" di Galaxy S10+.
Kamera ponsel seiring waktu terus berkembang. Bahkan kamera menjadi salah satu fitur utama yang dipertimbangkan pengguna sebelum membeli smartphone. Tak hanya saat menjepret gambar, kamera smartphone kini juga dilengkapi Optical Image Stabilization yang turut berkembang seiring waktu. Dengan hadirnya dukungan itu, kualitas video yang dihasilkan ponsel tak kalah nyamannya dipandang jika dibandingkan dengan video hasil rekaman kamera pocket.
Dukungan yang sama juga tersemat di Galaxy S10+ yang kini menjadi flagship Samsung. Namun, Samsung memilih teknik stabilisasi video secara elektronik atau Electronic Image Stabilization (EIS). Samsung menyebut fitur tersebut dengan sebutan "Super Steady".
Hadir dengan tiga kamera utama, smartphone ini mampu mengakomodir berbagai momen dengan hasil yang menawan. Tak hanya resolusinya yang membantu ponsel menghasilkan gambar yang detil, dukungan jenis lensa wide-nya juga membantu mengabadikan gambar dengan jangkauan lebih lega.
Pengalaman saya menggunakan Galaxy S10+ terbilang berkesan. Saya mengabadikan momen peluncuran layanan GrabWheels yang berlangsung di BSD City. Layanan tersebut menawarkan penyewaan skuter listrik disertai helm sebagai pelengkapnya. Dalam acara tersebut, beberapa eksekutif Grab ikut mencoba menggunakan skuter listrik yang tersedia.
Sebagai salah satu moda transportasi, tentunya skuter tersebut akan bergerak bersama pengendara. Dengan begitu, diperlukan juga gerakan untuk mengikuti skuter listrik ketika mengabadikan momen tersebut menggunakan kamera ponsel. Selama mengabadikan momen demo skuter listrik ini, saya tak menggunakan bantuan perangkat lain seperti gimbal untuk meredam distorsi. Namun di video ini, saya merekam video sembari duduk, untuk mengurangi getaran saat merekam.
Hasilnya, video tampak menawan dengan gambar yang begitu stabil meski hanya menggunakan tangan atau free hand. Dukungan fitur Super Steady-nya tampak sangat membantu mereduksi gerakan tangan layaknya menggunakan gimbal. Video yang diabadikan tidak menunjukan patahan gambar yang berarti, gerakannya terasa begitu halus.
Tak hanya kestabilannya, fokus objek juga bisa dipertahankan dengan baik meski objeknya terus bergerak. Detilnya cukup tajam sehingga nyaman dan jelas dipandang mata.
Hasil serupa juga tampak ketika saya merekam pemandangan sembari berlari menggunakan Galaxy S10+. Saya merekam tanpa bantuan perangkat lain dan hanya mengandalkan tangan saja. Meski menghadapi medan bertangga-tangga, fitur Super Steady Galaxy S10+ cukup berhasil mengatasinya dengan mengurangi efek guncangan.
Pergerakan setiap scene tampak bagus dan halus. Memang terlihat sedikit bergoyang di beberapa kesempatan, namun hal tersebut karena tangan saya yang belum begitu terbiasa menggenggam ponsel untuk merekam video. Alhasil lengan saya cukup kaku, tak sedinamis gimbal. Kendati begitu, secara keseluruhan fitur Super Steady-nya bisa diandalkan.
Sebagai pembanding, saya juga merekam video tanpa mengaktifkan fitur satbilisasi video. Hasilnya memang berbeda. Terlihat patahan gambar ketika terjadi perpindahan angle. Fokusnya pun tampak berkurang sehingga detil gambar terlihat kurang tajam. Berdasarkan beberapa pengalaman itu, 4 axis pada EIS yang diusung Samsung Galaxy S10+ terasa bekerja dengan cukup baik. Pasalnya fitur stabilisasi gambarnya itu mampu mereduksi guncangan yang terjadi baik saat saya berjalan maupun berlari.
Meski hasil rekam videonya tak bisa disepadankan dengan gimbal, namun Super Steady di Galaxy S10+ menjadi peningkatan signifikan bagi kamera smartphone, dimana hampir semua kalangan gemar eksis di media sosial. Dukungan fitur ini juga cukup memangkas kebutuhan gimbal untuk merekam momen singkat dan sederhana.