Xiaomi ungkap arsitektur di balik HyperOS
Xiaomi baru saja membeberkan terobosan yang dihadirkan pada Xiaomi HyperOS, termasuk arsitektur dalam perangkat lunak tersebut.
Xiaomi HyperOS akan resmi diluncurkan pada 26 Oktober dalam acara peluncuran seri Xiaomi 14 di China. Sebelumnya, perusahaan telah mulai menggoda perangkat lunak barunya itu, yang akan menggantikan MIUI yang selama ini telah digunakan jajaran produk Xiaomi.
Berdasarkan laporan terbaru yang dilansir dari Gizmochina (24/10), Xiaomi baru saja membeberkan terobosan yang dihadirkan pada Xiaomi HyperOS. Perusahaan mengungkapkan arsitektur di dalam perangkat lunak tersebut.
Seperti yang sudah diperkirakan, HyperOS tampaknya menjadi jawaban Xiaomi terhadap HarmonyOS milik Huawei. Sesuai arsitektur yang dibagikan oleh perusahaan, perangkat lunak akan terdiri dari lima lapisan.
Lapisan terbawah adalah perangkat keras, diikuti oleh lapisan kernel. HyperOS menggunakan kernel Linux dan Vela. Bagi yang belum tahu, Vela adalah platform IoT Xiaomi berdasarkan Nuttx RTOS.
Dengan demikian, lapisan ketiga menggunakan layanan dan kerangka kerja dari Android serta Vela. Lapisan kedua dan ketiga kemungkinan akan berbeda antar perangkat.
Misalnya, smartphone dan tablet mungkin menggunakan Linux dan Android. Di sisi lain, perangkat IoT dapat memanfaatkan Vela. Kendati demikian, kedua sistem tersebut akan disebut ‘HyperOS’, seperti cara Huawei mengiklankan HarmonyOS.
Lapisan keempat adalah HyperConnect. Ini akan memungkinkan semua perangkat untuk berkomunikasi satu sama lain meskipun lapisan ketiga dan kedua berbeda. Terakhir, lapisan kelima terdiri dari aplikasi.
Meskipun Xiaomi tidak menyebutkannya, namun lapisan ketiga diyakini akan mencakup GMS (Google Mobile Service) untuk smartphone dan tablet yang dijual di luar China.
Xiaomi mengatakan bahwa HyperOS dibuat selama 13 tahun dengan peluncuran MIUI pada tahun 2010. Namun, penelitian dan pengembangan sebenarnya dimulai 7 tahun yang lalu dengan diperkenalkannya Xiaomi Vela pada tahun 2017.