Menelaah demografi dan kekuatan ekonomi pengguna internet Indonesia
Hasil survei APJII jadi landasan untuk melihat sebaran demografi dan kekuatan ekonomi pengguna internet di Indonesia
Hari ini (19/2), Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mempublikasikan hasil survei Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2017. Dalam survei tersebut, kita bisa melihat sebaran demografi dan kekuatan ekonomi dari pengguna internet di Indonesia.
Dalam survei tersebut, APJII membagi Indonesia dalam enam wilayah besar yakni Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa, dan Maluku-Papua. Setiap wilayah dibagi menjadi tiga kategori kota/kabupaten yakni, ketegori Urban, Rural-Urban, dan Rural.
Kategori wilayah Urban adalah wilayah administratif yang sebagian besar Pendapatan Domestik Bruto (PDB) berasal dari sektor non pertanian. Rural-Urban termasuk wilayah yang PDB-nya seimbang antara sektor pertanian dan non pertanian. Sementara Rural adalah wilayah dengan PDB terbesar berasal dari sektor pertanian. APJII sendiri memiliki 2500 responden untuk survei ini.
Berdasarkan wilayahnya, pengguna internet di Indonesia masih didominasi di Jawa (58,08 persen). Akan tetapi penetrasi internet di Kalimantan menjadi yang tertinggi di antara enam wilayah lainnya. Ini artinya, tingkat adopsi internet di wilayah Kalimantan sedang menggeliat pesat. Meski begitu, trafik pengguna di Kalimantan masih sekitar 7,97 persen dan cukup tertinggal jauh dibandingkan Jawa serta Sumatera.
Berdasarkan usia, remaja adalah pengguna internet yang paling cepat mengadopsi penggunaan internet di Indonesia. Usia 19-34 tahun mendominasi pengguna internet di Indonesia (49,52 persen). Sementara itu jika dilihat dari jenis kelamin, perempuan dan laki-laki cukup berimbang.
Hasil survei APJII juga memperlihatkan komposisi pengguna internet berdasarkan level ekonominya. Terlihat kelas sosial ekonomi bawah (kelas C), mendominasi pengguna internet di Indonesia. Strata ekonomi sosial ini diukur dari jenis pekerjaan, pendidikan terakhir, pengeluaran rumah tangga, kepemilikan barang rumah tangga, daya listrik rumah tangga, jenis pemakaian kompor gas dan sumber air minum, ditambah kepemilikan mobil atau motor pribadi. Oleh karena itu juga penetrasi pengguna aplikasi berbayar dan berlangganan di Indonesia terbilang rendah.
Hal yang menarik, pengguna internet melihat harga jual komoditas di internet cukup terjangkau (biasa saja, tidak mahal atau murah). Oleh karena itu, aktivitas mencari harga komoditas di internet menjadi aktivitas tertinggi dalam pemanfaatan internet di bidang ekonomi.
Aktivitas jual beli barang secara online pun apabila digabungkan berjumlah 40,31 persen. Ini artinya, aktivitas jual beli secara online cukup sering dilakukan pengguna.