Kisah perang bintang di balik sistem navigasi AS, Rusia dan China
GPS adalah sistem satelit pertama untuk menentukan koordinat lokasi di peta. Tetapi sistem tersebut mendapatkan pesaing serius dari Glonass buatan Rusia dan Beidou buatan China.
China juga punya sistem navigasi
Ada satu lagi sistem satelit navigasi yang bisa dibilang pesaing GPS dan Glonass, Beidou. Beidou merupakan buatan China, sistem ini pertama kali meluncur pada tahun 2000 dengan tingkat jangkauan di seluruh dunia, dengan mengandalkan 33 satelit. Mengutip halaman BBC, negara itu menghadirkan Beidou untuk mengurangi ketergantungan terhadap GPS. Sistem ini juga telah digunakan secara komersial dengan jangkauan yang diperluas, bukan sekedar di wilayah Asia.
Kata ‘Beidou’ berasal dari bahasa Mandarin, yang berarti rasi bintang Biduk. Sebagaimana informasi dari Eoportal, pada dekade pertama abad ke-21, China mulai proses pengembangan konstelasi satelit navigasi tersebut. Meski program ini diprakarsai oleh pasukan militer China, negara ini mendirikan sebuah agensi, China Sattelite Navigation Project Center (CSNPC) untuk mengambil alih pengembangan sistem Beidou.
Program Beidou-2 secara resmi dimulai pada tahun 2005 dan diumumkan oleh negara pada Oktober 2006. Sistem baru ini akan menjadi konstelasi 35 satelit, meliputi 5 satelit geostasioner (GEO) dan 30 satelit orbit Bumi di tingkat sedang (MEO). Satelit ini akan menawarkan cakupan seluruh dunia.
Demonstrasi sistem navigasi regional generasi pertama (Beidou-1) terdiri dari 4 pesawat ruang angkasa, bersifat eksperimental dan memiliki jangkauan dan aplikasi terbatas. Berbeda dengan sistem GPS dan Glonass yang menggunakan satelit Medium Earth Orbit (MEO), Beidou-1 menggunakan satelit Geostationary Earth Orbit (GEO). Ini berarti sistem Beidou-1 tidak memerlukan konstelasi satelit yang besar, tetapi juga membatasi jangkauan ke area di Bumi.
Sistem Beidou-1 mulai menyediakan layanan navigasi dan penentuan posisi eksperimental pada akhir 2001. Setelah itu menjadi “operasional” dengan peluncuran pesawat ruang angkasa ketiga, Beidou-1C, pada Mei 2003. Layanan navigasi dan pemosisian menjadi tersedia bagi pengguna sipil pada bulan April 2004. Hal ini menjadikan China negara ketiga di dunia yang telah menggelar operasi navigasi ruang angkasa dan posisi.
Jaringan Beidou-1 mencakup sebagian besar wilayah Asia Timur dan memiliki fungsi navigasi dan komunikasi. Sistem ini dapat menyediakan layanan navigasi dan pemosisian bagi pengguna di China dan negara-negera tetangga pada tahun 2008. Jaringan satelit terdiri dari tiga satelit Beidou-1 (2 operasional dan 1 cadangan).
Sistem satelit Beidou-1 membutuhkan transmisi dua arah antara pengguna dan stasiun pusat kontrol. Pertama, stasiun kontrol pusat mengirim sinyal penyelidikan kepada pengguna melalui dua satelit. Ketika terminal pengguna menerima sinyal dari salah satu satelit, ia mengirimkan sinyal yang merespons kembali ke kedua satelit.
Stasiun pusat menerima sinyal respons yang dikirim oleh pengguna dari dua satelit, kemudian stasiun ini menghitung posisi 2D pengguna berdasarkan perbedaan waktu antara kedua sinyal. Posisi ini kemudian dibandingkan dengan peta teritorial digital yang disimpan dalam database untuk mendapatkan data posisi 3D. Sinyal ini lalu dikirim kembali ke pengguna melalui satelit untuk mendapatkan data posisi 3D. Setelah itu dikirim kembali ke pengguna melalui satelit menggunakan komunikasi terenkripsi.
Sistem baru yang sedang dikembangkan akan menambah konstelasi menjadi 35 satelit, meliputi 5 satelit GEO, 3 satelit Inclined Geosynchronous Orbit (IGSO), dan 27 satelit MEO, yang akan menawarkan cakupan lengkap navigasi di seluruh dunia. Sistem Beidou-2 akan memungkinkan penerima darat untuk menghitung posisinya dengan mengukur jarak antara dirinya dan tiga atau lebih satelit, dalam analogi dengan metode penerimaan sinyal yang dilakukan oleh konstelasi GPS dan Glonass.
November lalu, China mengumumkan keberhasilan peluncuran satelit nomor 42 dan 43. Menurut Pladailiy yang bersumber pada The Trumpet, sistem navigasi milik China kini menawarkan armada satelit terbesar. 43 satellit ini terdiri dari 19 satelit Beidou-3, cukup untuk memberikan cakupan global tahap awal. Negara yang dijuluki sebagai Tirai Bambu itu memiliki rencana untuk meluncurkan 12 satelit lagi, artinya generasi ketiga satelitnya saja akan setara dengan GPS.
Menciptakan saingan untuk GPS, otomatis memberi umpan pada China untuk menjadi pemimpin dunia di luar angkasa. Alexandra Stickings dari Institute Royal United Services untuk Studi Pertahanan dan kemanan, mengatakan keuntungan utama memiliki sistem navigasi sendiri adalah keamanan akses, dalam arti tidak bergantung pada negara lain.
Beidou telah mengirimkan lebih dari 70 juta sistem ke lebih dari 90 negara. Sistem ini termasuk mikro chip dan modul, yang dapat memberi China akses lebih mudah dari sebelumnya ke sistem infiltrasi. China telah membuktikan berulang kali bahwa ia tidak memiliki keraguan dalam menggunakan teknologi seperti ini untuk meretas dan memata-matai.
Satelit navigasi tersebut juga memainkan peran militer yang penting. Beidou telah menjadi bagian dari strategi Presiden Xi Jinping untuk mengembangkan militer yang lebih cerdas. Sistem melayani beberapa tujuan termasuk dalam latihan pengintaian dan sebagai platform pengiriman pesan singkat – sesuatu yang belum dikembangkan GPS. Hal ini akan memberi militer akurasi yang lebih besar dan berpotensi untuk menolak atau menurunkan sinyal yang diterima oleh pengguna lain dari sistem.
Dalam rangka mengantisipasi konflik, satelit Beidou akan memungkinkan militer China untuk mengidentifikasi, melacak dan menyerang negara lain. Satelit navigasi ini juga memungkinkan roket untuk menyerang dengan cukup akurat agar langsung mengenai dan berpotensi menghancurkan bunker rudal yang terkubur, serta menjadi vital bagi rudal secara sangat presisi.
Sebagian besar pabrikan chip mainstream telah menambahkan modul Beidou ke dalam solusinya. Menggunakan Beidou akan menjadi standar di China untuk meningkatkan presisi lokasi di smartphone. Dukungan untuk Beidou di China memberikan perangkat, akses ke lebih banyak satelit, meningkatkan akurasi lokasi ke tingkat keakuratan meter atau bahkan sentimeter. Ini meningkatkan navigasi pejalan kaki, mempercepat pencarian lokal dan meningkatkan layanan berbasis lokasi lainnya.
Kecanggihan sistem Beidou bisa dibilang menjadi masalah bagi para pionir. Baik GPS dan Glonass dikembangkan pada tahun 1970-an dan keduanya tidak mempertimbangkan teknologi modern. Sistem navigasi China dirancang berpuluh-puluh tahun kemudian, yang memungkinkan penggunaan sistem yang lebih modern dan secara teknis lebih maju. Russia Beyond mengatakan sistem GPS dan Glonass kini tengah diperbarui, tetapi proses ini memerlukan waktu lebih lama dan memakan biaya lebih mahal karena satelit pengorbit yang dioperasikan saat ini harus secara bertahap diganti dengan model baru.