Motorola, dilema merek tua di tengah konsumen muda
Kami mengobrol dengan eksekutif Motorola dan mendapatkan insight menarik.
Strategi digital
Ditanya soal strategi marketing di platform digital, Jan menjawab mereka akan mengadopsi apa yang sudah sukses dilakukan di negara-negara sebelumnya. Ia mengambil contoh Amerika, di mana mereka sangat intensif belanja iklan di Facebook dan platform digital lainnya. "Data kami menunjukkan kesuksesan yang meyakinkan ketika intensif bermain di platform digital."
Data kami menunjukkan kami mampu mengakuisisi konsumen lawas yang sudah kenal Motorola dari lama. Tapi itu tidak cukup menghadapi situasi yang seperti saat ini. Maka dari itu, kami mencapurkan iklan TV dengan kampanye media sosial kami. Ini memberikan efek yang besar bagi brand awarness.
Intinya, kampanye iklan kami berdasarkan pada problem apa yang sedang kami hadapi. Sehingga kami menciptakan solusinya. Iklan digital punya peran yang besar dalam sistem kampanye campuran kami.
Untuk produk G5s Plus yang kami luncurkan hari ini. Kami menciptakan konten yang relevan dengan target pasar produk kami. Ini yang membuat brand punya ikatan kuat dengan calon pelanggan.
Miranda Varia Waroka, Head Marketing Motorola Indonesia, yang juga ikut diskusi seru kami menambahkan, "Faktanya di Indonesia sendiri untuk produk Moto Z yang baru dirilis Januari 2017, kami sudah punya 500.000 pengikut di beragam media sosial. Semua target market untuk produk seri C, E, dan G yang baru kami luncurkan ini ada di digital," ujarnya.