sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id realme
Rabu, 13 Sep 2017 19:24 WIB

Seputar generasi z: kenali sebelum penetrasi

Perlu strategi yang tepat untuk dapat diterima oleh generasi Z. Berikut caranya.

Generasi Milenial atau “Kid Zaman Now” adalah dua istilah yang sering kali kita dengar belakangan ini. Namun tahukah kamu, apa arti dari kedua istilah yang sering kali kita jumpai pada percakapan sehari-hari itu?

Kedua istilah di atas bukan sekadar ucapan yang sering menjadi tren bak badai Irma di jejaring sosial. Keduanya merujuk pada dua kelompok manusia yang jelas yang berbeda.

Generasi Milenial mengacu pada individu yang terlahir pada awal tahun 1980-an hingga pertengahan tahun 1990. Saat ini, berarti rentang usianya berkisar antara 20- sampai 34 tahun. Kelompok manusia ini disebut Milenial karena satu-satunya generasi yang pernah melewati milenium kedua berdasar pada teori generasi oleh Karl Mannheim (1923).

Sementara sebutan “Kid Zaman Now” mungkin cukup menggambarkan generasi Z, generasi paska-kelompok Milenial. Ada beberapa pendapat seputar tahun kelahiran yang menandakan generasi ini. Namun, kebanyakan menyebut generasi Z adalah yang lahir pada awal tahun 1996 hingga 2010.

Teknologi untuk generasi Z

Generasi Z juga seringkali disebut sebagai Digital Native sejati. Sebab, teknologi sudah ada di sekeliling mereka ketika mereka mulai membuka mata. Hal ini juga yang membuat generasi Z lebih tanggap akan teknologi, tidak seperti generasi Milenial yang sempat mengalami era sebelum teknologi berkembang pesat.

Generasi Z memiliki angka penggunaan perangkat mobile paling tinggi dibanding dua generasi sebelumnya. Namun, angka tersebut tidak terpaut jauh dengan generasi Y yang menduduki peringkat kedua. Ini berbeda dengan kebiasaan generasi X (kelahiran tahun 1965 – 1980) yang justru banyak menghabiskan waktu dengan menonton TV.

Menariknya, menurut riset Kantar Millward Brown, generasi Z memiliki karakteristik yang cukup unik terutama urusan teknologi dan internet. Mereka sangat aktif pada layanan media sosial. Instagram adalah aplikasi terfavorit generasi saat ini, sedikit berbeda dengan kelompok Milenial yang menggilai Facebook. Sementara kebanyakan pengguna Twitter berasal dari generasi X dan Y.

Bagi mereka, ponsel pintar adalah bagian dari dirinya. Ia bersifat pribadi dan aman. Mereka juga akan sangat berhati-hati dalam menunggah sebuah konten pada laman jejaring sosial pribadinya. Umumnya, mereka cenderung menyukai mengunggah foto orangtua, namun tidak dengan foto dirinya. Sifat ini didasari oleh rasa takut akan penolakan dari siapa pun yang tidak sejalan dengan dirinya. Sebaliknya, mereka akan sangat senang jika mendapat respons positif.

Kuota dan video

Bagi generasi Z, kuota data adalah entiti penting dalam aktivitas hariannya. Oleh karena itu, mereka sangat memperhatikan konten yang akan mereka buka. Masih berdasar pada riset dari tim Kantar Millward Brown, generasi Z kurang menyukai bentuk tayangan komersial dalam bentuk apa pun.

Salah satu bentuk format iklan yang cukup dicermati generasi Z adalah video. Generasi Z sangat memperhatikan penggunaan kuota data. Mereka kesal jika ada video auto-play saat baru membuka Facebook.

Pada kasus lain, sebisa mungkin mereka akan melewatkan iklan yang otomatis diputar sebelum video YouTube berjalan. Skip atau sedikit memalingkan perhatian dari layar ponsel untuk mengurangi jenuh ketika menunggu iklan tersebut. Penggunaan strategi yang tepat menjadi sangat vital jika ingin menarik perhatian mereka.

Strategi penetrasi

Generasi ini sangat menyukai hal-hal berbau humor dan tren yang sedang terjadi saat ini. Apalagi, jika dikemas dalam desain yang menarik. Itu bakal menjadi nilai lebih di mata mereka. Generasi Z juga sangat menggemari steraming musik, hal-hal informatif dan sesuatu yang menyangkut pemberian hadiah apa pun bentuknya.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para pengembang konten komersial jika ingin dapat diterima oleh generasi teknologi. Berikut beberapa poinnya:

  1. Konten yang tepat. Humor dan jalan cerita adalah faktor utama yang dapat meningkatkan minat dari generasi ini. Tambahkan efek visual pada konten tersebut.
  2. Perhatikan format. Berhati-hati pada konten video komersial, batas maksimum untuk generasi Z adalah 10 detik.
  3. Waktu yang tepat. Pelajari jam-jam di mana generasi Z aktif dengan perangkatnya, lalu coba terapkan konten pada jam-jam tersebut. Generasi Z lebih terlihat aktif di pagi hari.
  4. Selebgram lebih disukai. Agak unik memang. Namun berdasar dari riset Kantar Millward Brown, selebgram lebih disukai ketimbang aktor atau artis terkenal.
Share
×
tekid
back to top