Mengenal teknologi layar monitor, dari CRT jadul hingga IPS modern
Monitor yang kita gunakan memiliki tipe-tipe yang berbeda. Di sini saya akan menjelaskan macam-macam tipe teknologi monitor.
Dapat dikatakan monitor merupakan media visual untuk berinteraksi dengan komputer dan tidak dapat dipisahkan. Mungkin kebanyakan dari kita saat ini lebih banyak menghabiskan waktu di depan monitor ketimbang televisi untuk mengakses hal-hal seperti pekerjaan, hiburan atau yang lainnya. Monitor yang kita gunakan memiliki tipe-tipe yang berbeda. Di sini saya akan menjelaskan macam-macam tipe teknologi monitor.
Cathode Ray Tube (CRT)
Kalau teman-teman pernah melihat tivi tabung, itulah yang disebut Cathode Ray Tube (CRT). Teknologi tipe ini merupakan salah satu panel lawas. Cara kerjanya adalah dengan memancarkan elektron di dalam tabung hampa udara. Setelah elektron menabrak fosfor, kemudian fosfor ini menyala dan diproyeksikan di layar. Warga yang kita lihat di layar dihasilkan oleh campuran cahaya merah, biru dan hijau; atau sering disebut sebagai RGB.
Seluruh komponen teknologi ini berukuran cukup besar, inilah alasannya mengapa layar yang berbasis CRT terkenal dengan ukurannya yang besar serta berbobot cukup berat. Selain itu, daya listrik yang digunakannya cukup tinggi ketimbang dengan panel LCD dalam ukuran yang sama. Kebanyakan monitor CRT memiliki aspect ratio 4:3, tidak seperti LCD yang mengusung 16:9.
Dari tahun ke tahun, teknologi monitor CRT semakin ditinggalkan lantaran munculnya layar LCD yang semakin mainstream dengan harga yang ikut terjangkau mengikuti zaman. Produksi monitor CRT berakhir kira-kira pada tahun 2005. Mengutip informasi dari TechTerm, meski tidak memiliki desain yang jauh lebih ramping dibandingkan monitor LCD, tetapi teknologi CRT terkenal lebih memiliki akurasi warna yang unggul dibandingkan dengan LCD. Saya sendiri terakhir menggunakan layar monitor CRT pada tahun 2005.
Liquid Crystal Display (LCD)
Saat ini, teknologi monitor LCD merupakan pabel layar yang paling dominan. Mengacu kepada halaman situs Elprocus, kristal cair pada LCD digunakan untuk menghasilkan gambar. Teknologi panel ini memiliki profil yang jauh lebih ramping ketimbang CRT lantaran tidak menggunakan emitter elektron. Oleh karena itu, teknologi LCD lebih mudah diaplikasikan di layar selain monitor seperti ponsel, video gim portabel, dan sejenisnya.
LCD mengandung beberapa lapisan yang mencakup dua filter panel terpolarisasi dan elektroda. Karena panel ini tidak dapat menghasilkan cahaya sendiri, maka mengandalkan sumber daya terpisah seperti fluorescent atau LED. Monitor modern seperti saat ini sudah tidak mengandalkan penerangan fluorescent, dengan alasan penerangan LED lebih memiliki efek kontras yang tinggi.
Panel ini terdiri dari kisi layar aktif maupun pasif. Sebagian besar monitor dengan teknologi LCD menggunakan layar matir aktif. Panel jenis ini bekerja berdasarkan prinsip memblokir cahaya ketimbang memancarkan cahaya.
Sekali lagi, seiring berkembangnya teknologi, performa layar LCD juga meningkat, seperti tingkat warna hitam yang lebih pekat, rentang warga (color gamut) yang ditingkatkan dan respons time panel yang lebih baik. Oleh karena itu, layar LCD saat ini sudah piawai dalam menampilkan warna tajam dengan minim gangguan blur ketika saat bermain gim.
Jenis teknologi LCD
Sebenarnya teknologi LCD mengusung beberapa jenis teknologi untuk menampilkan gambar. Teknologi ini adalah Twisted Nematic (TN), Vertical Aligment (VA), dan In-Plane Switching (IPS). Ketiga teknologi ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Panel TN
Jenis panel ini paling banyak digunakan pada layar berteknologi LCD. Biaya produksi TN tidak terlalu mahal, serta cocok untuk bermain gim dengan konten cepat seperti PES 2019, Project Cars, dan lain-lain. Berbeda dengan panel lainnya, TN mengusung responds time lebih cepat, sekitar 1 ms - 5 ms. Responds time lebih cepat dapat mengurangi efek ghosting (berbayang) dalam adegan cepat dan film maupun video gim.
Panel TN modern juga dapat memiliki refresh rate tinggi dari 120 Hz sampai 240 Hz sehingga menjadikannya cocok untuk konten 3D. Dilansir dari Gaming Scan, kelemahan layar TB adalah mereka tidak mampu mereproduksi warna yang baik jika dibandingkan dengan IPS dan VA. Warna TN cenderung terlihat pudar dan sudut pandang lebar yang tidak bagus, sehingga tidak akan menarik bagi pengguna yang memprioritaskan visual dibandingkan performa. Selain itu, perlu dicatat pula bahwa sangat sedikit panel TN yang mendukung HDR.
Panel ini cocok untuk orang yang ingin membeli monitor LCD terjangkau. Selain itu, para gamer sebenarnya lebih merasa diuntungkan karena TN memiliki responds times yang cepat. Kualitas warna dan sudut pandang normal yang disajikan monitor ini dapat dimaafkan oleh frame rate yang tinggi demi kualitas ketajaman pada pergerakan konten cepat dalam gim.
Panel VA
Vertical Aligment (VA) adalah pilihan menengah panel LCD. Teknologi panel ini awalnya dirancang untuk menawarkan reproduksi warna yang lebih baik dengan sudut pandang yang lebih luas (hingga 178 derajat) jika dibandingkan dengan layar TN, serta respon gambar yang lebih cepat dari layar IPS. Keunggulan utama VA adalah tampilan warna hitam yang lebih pekat serta contrast ratio yang lebih tinggi dibandingkan jenis layar LCD lainnya. Oleh karenanya, panel VA cocok untuk memutar video atau menonton film.
Kelemahan panel VA adalah apa yang dikenal sebagai ‘pergeseran warna’, ini merupakan momok utama dalam panel LCD berbasis teknologi VA. Pergeseran warna bisa diartikan sebagai ketika gambar dilihat dari sudut berbeda akan muncul perubahan posisi ketika melihat dari sudut yang lain, ini disebabkan karena tingkat kecerahan yang tidak merata. Pergeseran warna juga memiliki efek samping lain dalam detil bayangan hilang dalam adegan gelap, terutama ketika menyorot bidang konten gambar dari tengah.
Sementara jenis layar lain (TN dan IPS) telah berkembang untuk mengatasi kelemahan awal mereka, panel VA belum benar-benar mampu mengatasi kekurangan utamanya.
Panel VA awalnya menjadi pilihan bagi orang yang ingin mendapatkan pengalaman multimedia yang lebih baik karena menghasilkan warna hitam lebih pekat, ini sangat baik untuk menonton film. Hal ini juga dianggap merupakan peningkatan lanjutan dari panel TN untuk sebagain tugas-tugas umum kecuali gim. Namun, karena TN dan IPS telah mampu mengejar ketertinggalan mereka, banyak perusahaan mengurangi penggunaan jenis panel VA.
Panel IPS
In-Plane Switching umumnya dianggap sebagai teknologi LCD yang terbaik secara keseluruhan saat ini. Di antara panel LCD, panel IPS biasanya memiliki kualitas gambar terbaik, akurasi warna terbesar dan sudut pandang yang lebar. Karena ini, desainer grafis, fotografer, atau profesional lainnya yang mengandalkan reproduksi warna akurat biasanya akan memilih layar seperti ini.
Panel IPS juga menawarkan sudut pandang 178 derajat seperti panel VA, namun benar-benar dapat mencapai spesifikasi yang diinginkan dan sangat minim distorsi dalam gambar serta warna berkualitas bagus secara vertikal dan horizontal. Ia juga tidak menunjukkan jenis pergeseran kontras seperti yang diderita oleh panel VA.
Teknologi ini awalnya memiliki waktu respon rendah pada 16ms, menjadikannya ia tidak cocok untuk konten bergerak seperti video dan game. Namun, perbaikan teknologi IPS seperti H-IPS (Horizontal in Plane Switching) mengurangi kesenjangan sedikit. IPS panel saat ini dapat menawarkan responds times 5 ms. Selama bertahun-tahun, IPS telah mengalami perkembangan yang signifikan. Selain HIPS, ada p-IPS (IPS Performa) dengan dukungan warna 10-bit, AH-IPS (Advanced High-performance IPS) dengan peningkatan resolusi dan kepadatan pixel.
Pada saat pertama kali dikembangkan, IPS ditujukan untuk pekrjaan yang mementingkan warna seperti desain grafis, layar IPS modern pun cukup unggul untuk bermain gim dan harganya juga sudah terjangkau, panel ini cocok pula untuk penggunaan umum sehari-hari.