Adu kamera Samsung S20 Plus vs Huawei P40 Pro
Karena sama-sama ponsel flagship di rentang harga yang sama (Rp14.499.000) maka tidak ada salahnya kita membandingkan ponsel flagship dari Samsung dan Huawei tersebut.
Beberapa waktu lalu Samsung mendaratkan salah satu ponsel flagship mereka ke pasar Indonesia, yaitu Galaxy S20+ yang merupakan bagian dari ponsel Galaxy S20 Series. Sekitar sebulan kemudian, Huawei juga secara resmi meluncurkan ponsel flagship mereka lewat seri P40 Series, salah satunya adalah Huawei P40 Pro. Karena sama-sama ponsel flagship di rentang harga yang sama (Rp14.499.000) maka tidak ada salahnya saya membandingkan ponsel flagship dari Samsung dan Huawei tersebut.
Sama-sama punya 4 kamera belakang
Baik S20+ dan P40 Pro dibekali konfigurasi empat kamera di bagian belakangnya. Meski demikian, tidak semua lensa yang digunakan pada kedua ponsel tersebut sama persis. Kamera utama pada P40 Pro memiliki sensor beresolusi 50 MP dengan ukuran 1/1.28 inci, kamera selanjutnya adalah lensa telefoto jenis periskop beresolusi 12 MP 5x zoom optik. Selanjutnya ada kamera lensa ultra lebar beresolusi 40 MP. Dan terakhir adalah kamera TOF 3D.
Kamera utama S20+ memiliki resolusi 12 MP, sedangkan kamera telefoto ponsel milik Samsung ini dibekali sensor 64 MP. Ada pula kamera berlensa ultra lebar dengan resolusi 12 MP. Sama seperti Huawei P40 Pro, Samsung juga membekali kamera TOF 3D pada S20+ agar dapat mendeteksi antara subjek utama dan latar belakang sehingga mampu menghasilkan efek foto bokeh.
Ketika saya menjajal kamera lensa ultra lebar pada S20+, sangat minim gangguan distorsi. Hal ini dibuktikan pada tembok rumah berwarna putih di sebelah kiri. Awan pada langit juga terlihat jelas. Tetapi mengingat saya mengambilnya dalam keadaan cuaca mendung, langit yang berwarna biru tampaknya kurang akurat, yang seharusnya langit itu agak putih campur abu-abu. Meski demikian secara keseluruhan warna yang ditampilkannya cukup baik, salah satunya diwakilkan oleh daun-daun.
Ketika saya memotret menggunakan lensa ultra lebar P40 Pro, hasilnya juga sangat minim distorsi. Sehingga pinggiran frame tidak terlihat cembung. Warna langit tampak lebih akurat dengan tampilan awan mendung yang agak abu-abu. Tetapi warna dedaunan agak lebih bagus S20+. Namun P40 Pro menampilkan tekstur yang lebih baik.
Ketika memotret menggunakan kamera utama pada S20+, hasilnya adalah warna yang bagus serta hijau dari warna kumpulan daun yang terang. Selain itu, bagian gelap antara batang dan dedaunan dapat diatasi dengan baik oleh S20+. Tetapi bagian tanah agak terlihat terlalu pakat sehingga agak menurunkan akurasi warna dari aslinya. Untuk performa tekstur, detail yang dihadirkannya sangat baik.
Sedangkan kamera utama pada P40 Pro menampilkan warna yang lebih alami jika dibandingkan dengan S20+. Pasalnya, warna lapangan terlihat mirip aslinya ketika saya memotretnya. Meski P40 Pro tidak dapat menangani area bayangan di sela-sela batang pohon, tetapi secara keseluruhan hasilnya lebih alami, tanpa gangguan over-saturated di area-area tertentu. Selain itu, performa auto exposure (AE) pada P40 Pro juga lebih baik dibandingkan dengan S20+.
Tidak ketinggalan pula saya menjajal kualitas zoom pada S20+ dan P40 Pro. Zoom pertama yang saya coba adalah 5x. Pada titik ini, kamera S20+ menampilkan kualitas pendeteksian AE yang sangat baik. Tetapi Tekstur yang dihasilkanya tidak terlalu baik karena genteng berwarna merah pada rumah di kejauhan tidak terlalu tajam. Meski demikian, tekstur genteng yang berwarna hitam pada rumah yang berlokasi di bawah tetap terlihat jelas.
Sedangkan kualitas zoom 5x pada P40 Pro memiliki warna yang lebih alami jika dibandingkan dengan S20+. Tetapi, sama seperti sebelumnya, beberapa area bayangan pada pohon di kejauhan lebih jelas terlihat pada S20+. Untungnya kualitas warna langit lebih akurat pada P40 Pro dengan putih agak abu-abu karena saya memotretnya pada saat cuaca mendung. Keunggulan P40 Pro terletak pada ketajaman detail pada genteng di rumah.
Pada tingkat zoom 10x, sentuhan zoom digital pada kamera S20+ sudah mulai terasa. Pasalnya, daun-daun pada pohon paling kiri sudah mulai menurun kualitas ketajamannya. Detail pada genteng berwarna merah sudah semakin menurun ketika dibandingkan dengan zoom 5x. Tetapi daun-daun di pohon bagian tengah masih terlihat detail teksturnya. Warna dan kualitas exposure-nya juga masih patut diapresiasi.
Detail pada kamera P40 Pro ketika saya memotret zoom 10 kali mampu menampilkan ketajaman tekstur yang sangat baik. Selain itu, saya tidak melihat sentuhan zoom digital pada tingkat pemotretan ini. Warna dan kualitas exposure terlihat lebih baik jika dibandingkan dengan hasil pemotretan S20+.
Zoom maksimal yang dapat dilakukan oleh S20+ adalah 30x. Pada tingkat pembesaran ini, ketajaman menurun secara signifikan jika dibandingkan saat memotret zoom 10x. Daun-daun pada pepohonan tidak lagi menampilkan tekstur detail yang baik. Selain itu, detail tekstur pada dinding rumah tidak dapat dipaparkan dengan baik. Meski demikian, warna dan exposure yang dihasilkan masih dalam batas wajar.
Beralih ke P40 Pro, kualitas zoom maksimal yang dapat dihadirkan ponsel ini adalah 50x. Meski demikian, saya tetap memotretnya pada tingkat zoom 30x agar dapat membandingkannya dengan performa zoom maksimal pada S20+. Hasilnya adalah ketajaman detail yang lebih baik jika dibandingkan dengan S20+. P40 Pro masih mampu memberikan tampilan alur-alur yang ada pada genteng dan dinding rumah, begitu pula pada daun-daun di pohon.
Setelah membandingkan kualitas zoom antara S20+ dan P40 Pro, kini saya ingin melihat performa kualitas bokeh pada masing-masing ponsel tersebut. Pada S20+, intensitas efek bokeh diwakilkan dengan angka, yang mana tingkat 7 berarti intensitas efek paling tinggi. Sengaja saya memotret subjek dengan banyak celah dan bergerak agar mengetahui seberapa andal kamera TOF 3D mendeteksi subjek dengan cepat. Hasilnya adalah efek bokeh yang mulus, namun dengan beberapa pencampuran efek bokeh pada daun yang saya foto.
Sedangkan intensitas kualitas bokeh pada P40 Pro diwakilkan oleh angka aperture, yang mana tingkat yang paling besar adalah f/0.95. Sama seperti ketika memotret menggunakan S20+, subjek yang saya foto bergerak-gerak oleh angin. Tetapi hasil bokeh terlihat lebih rapih pada P40 Pro karena lebih minim gangguan pencampuran antar latar belakang.
Jika kamu ingin memotret dengan resolusi penuh pada S20+, maka kamu dapat mengaktifkan mode 64 MP. Hasilnya adalah warna yang cerah di seluruh frame, termasuk pada bagian awan dan langit. Kualitas Auto Exposure dapat diandalkan.
Sedangkan mode Hi-Res di P40 Pro menawarkan resolusi 50 MP. Hasilnya adalah warna yang tidak secarah ketika saya memotret menggunakan S20+. Warna hijau daun di kejauhan tampak tidak secerah dari hasil S20+.
Ada kalanya kamu ingin memotret subjek yang membelakangi cahaya. Di sinilah fitur HDR berperan. Kualitas mode HDR pada S20+ sangat memuaskan karena mampu menampilkan warna daun yang membelakangi cahaya matahari.
Saya pun memotret pohon yang sama ketika membelakangi cahaya matahari menggunakan P40 Pro. Hasilnya, ponsel ini dapat menangani gangguan backlight yang sangat baik, meski tidak menampilkan warna daun dengan kecerahan yang sama ketika saya menggunakan S20+. Tetapi performa exposure terlihat lebih baik pada P40 Pro.
Fotografi makro adalah memotret subjek dari jarak dekat agar terlihat lebih besar. Saat mengujinya, saya merasa S20+ mampu menentukan titik fokus lebih dekat sehingga subjek terlihat sedikit lebih besar dari pada foto makro pada P40 Pro.
Meski tidak dapat menentukan titik fokus sedekat S20+, P40 Pro memiliki kualitas warna fotografi makro lebih cerah. Garis-garis pada kelopak bunga juga lebih baik pada Pro P40.