BenQ Zowie XL2546: kemudahan untuk eSport
Monitor yang memiliki ukuran bentang layar 25 inci dilengkapi dengan fitur refresh rate 240 Hz, response time 1 ms, dan teknologi DyAc eksklusif sehingga menjadikannya cocok untuk bermain gim serius.
Ada yang beda pada ajang Asian Games 2018 lalu, yaitu pertama kalinya acara olahraga terbesar di Asia menghadirkan cabang eSport. Meski hanya sebagai ajang eksibisi atau uji coba, ini menandakan bahwa cabang olahraga elektronik tersebut sudah mulai diakui. Cabang olahraga baru ini dikabarkan bakal menjadi kompetisi yang sesungguhnya pada perhelatan Olimpiade di Tokyo 2020 dan Asian Games 2022 di Tiongkok.
Mengingat eSport sudah masuk ke dalam cabang olahraga, maka ada beberapa pabrikan yang menyediakan perangkat khusus. Salah satu pabrikan tersebut adalah BenQ yang dengan monitor Zowie XL2564. Ada beberapa kelengkapan fitur untuk mendukung para atlet agar dapat berfokus pada gim yang sedang dimainkan, seperti 240 Hz DyAc agar pergerakan gim menjadi lebih mulus, Black eQualizer agar kamu dapat melihat ‘musuh’ di area gelap, dan sebagainya. Penasaran? Baca hingga selesai ya Sahabat Tek!
Desain
Mungkin monitor Zowie XL2546 bukanlah tempat BenQ untuk menerapkan desain yang menawan. Pasalnya monitor ini terlihat agak ‘kaku’ dengan banyak sudut di sisi dan bagian belakangnya. Bezelnya juga berukuran relatif besar di keempat sisinya. Selain besar, bezel-bezel pinggiran layar tersebut juga berukuran cukup tinggi dari layar.
Tetapi desain seperti itu bukan tanpa alasan. BenQ sengaja memeberi bentuk tersebut agar para gamer lebih konsentrasi pada gim yang dimainkannya tanpa harus tersamarkan antara layar dengan bezel. Selain itu, material bezel juga terbuat dari bahan plastik matte sehingga sisi bezel yang terdekat dari layar tidak memantulkan konten, yang bisa-bisa menganggu jalannya permainan. Lagipula, XL2546 tujuannya untuk para atlet eSport, jadi desain bukan tujuan utamanya.
Hampir seluruh bahan dari monitor XL2546 terbuat dari bahan plastik matte, kecuali leher penyangganya. Ini cukup masuk akal, karena leher penyangga adalah tumpuan dari unit layar monitor, jadi harus terbuat dari bahan besi padat. Cara pemasangannya tidak perlu menggunakan bahan khusus untuk memasang leher peyangga di monitor dan dudukannya. Pada dasar dudukan, terdapat mekanisme putar untuk memperkuat peyangga. Sedangkan pada belakang monitor ada mekanisme ‘tekan & kunci’ agar monitor dapat bertengger secara kokoh.
Saya menyukai cara BenQ mendesain leher peyangga sehingga dasar monitor tidak didominasi oleh sambungan leher peyangga. Peyangga ini juga dapat membantu kamu untuk menghadirkan sudut pandang terbaik saat bermain gim. Ia dilengkapi dengan fungsi geser ke atas dan ke bawah sehingga monitor dapat diatur ketinggiannya. Tidak berhenti di situ saja, kamu juga dapat memutar monitor beberapa derajat ke kiri dan ke kanan.
Sambungan antara dasar monitor dan penyangga terdapat tanda panah kecil berwarna merah agar memudahkan kamu meluruskan monitor. Tidak ketinggalan pula fungsi tilt yang memungkinkan layar monitor diarahkan ke atas dan ke bawah sesuai keperluan. Terakhir, XL2546 dapat diputar searah jarum jam hingga 90 derajat hingga posisi vertikal untuk menyesuaikan konten seperti membaca PDF.
Pengoperasian
Mengingat XL2546 dirancang khusus untuk eSport, maka pengoperasian menunya juga harus dapat dilakukan dengan cepat agar tidak menganggu permainan. Monitor ini hadir dengan S-Switch demi kontrol lebih mudah untuk masuk ke dalam menu pengaturan. Perangkat tersebut berbentuk bundar yang terhubung ke monitor lewat kabel dengan ujung port berbentuk mini USB. Dengan memiliki ukuran kabel sekitar 120 cm, bisa dibilang S-Switch adalah sebagai remote control monitor.
Cukup unik, S-Switch dilengkapi dengan total 5 tombol akses (preset 1, preset 2, preset 3, Input, Back; ditambah lagi scrolling wheel yang dapat ditekan, ya, kontrol yang terakhir ini mirip dengan scrolling wheel mouse. Langkah menghadirkan modul tambahan ini merupakan cara yang cermat bagi BenQ untuk membantu para pemain eSport mendapatkan setingan layar terbaik. Menurut saya, hal yang paling membantu untuk melakukan setingan gambar cepat adalah pilihan preset.
Cara melakukan pengaturan lewat S-Switch lebih mudah ketimbang bia tombol-tombol yang ada di bezel bawah sebelah kanan. Hal ini adalah berkat scrolling wheel yang lebih tanggap memilih menu antarmuka. Selain itu, posisi tombol-tombolnya mudah diingat sehingga saya dapat mengatur monitor tanpa harus melihat konsol S-Switch di bagian bawah monitor.
Kamu tidak perlu khawatir jika S-Switch akan bergerak ke sana dan ke sini lantaran pada dasar monitor terdapat lubang yang tidak terlalu dalam untuk tempatnya. Modul tersebut juga dirancang sedemikian rupa sehingga tombol-tombol akses menjadi timbul sehingga mengurangi kesalahan penekanan tombol.
Tentu saja kamu juga dapat mengakses antarmuka menu dengan cara konvensional; yaitu menggunakan jejeran tombol di bezel bawah. Aneka tombol tersebut berjumlah 5, ditambah satu tombol daya yang terletak agak jauh di paling kanan. Mirip dengan era feature phone, akses tombol dapat dilakukan sesuai dengan petunjuk di atas tombol (atau lebih tepatnya yang terpampang pada layar). Mengontrol akses menu dari tombol pada monitor memang mudah, tetapi menurut saya lebih mudah mengaturnya lewat S-Switch.
Performa
Dari segi spesifikasi, monitor yang berbobot 7,5 kg tersebut mengantungi refresh rate 240 Hz. Tidak ketinggalan pula teknologi eksklusif Zowie bernama Dynamic Accuracy (DyAc) yang menjanjikan tampilan lebih halus dibandingkan dengan monitor konvensional.
Berbicara refresh rate, angka 240 Hz hanya dapat ditampilkan jika kamu menghubungkan monitor dari PC via port HDMI 2.0 dan DisplayPort. Beberapa antarmuka yang ada di belakang monitor meliputi DVI-D, HDMI 1.4, HDMI 2.0, DisplayPort, dan USB Upstream.
Ada pula beberapa antarmuka port lagi di samping kiri monitor seperti dua USB 3.0, jack earphone, dan jack AUX. Port USB tersebut hadir untuk memudahkan akses konektivitas penyimpanan eksternal (seperti flashdisk) ke desktop terhubung. Syarat untuk melakukan hal tersebut adalah menghubungkan port USB di desktop ke port USB Upstream pada monitor menggunakan kabel khusus yang tersedia dalam paket penjualan.
Kecepatan transfer data dari port USB monitor memiliki waktu yang sama jika dibandingkan saya melakukan transfer data langsung dari port USB desktop. Dengan demikian, fitur USB Upstream dapat membantu kemudahan akses tanpa mengorbankan kualitas kecepatan.
Karena port USB di sisi monitor berada di tempat yang agak tinggi, maka dapat saya katakan port ini hanya cocok untuk menghubungkan flashdisk, bukan perangkat lain seperti HDD, mouse, atau bahkan keyboard. Memang, monitor masih dapat mengakomodari HDD atau periferi lain, tetapi mengingat monitor dapat diputar hingga 90 derajat, maka hal tersebut terasa kurang praktis.
Satu hal yang tidak kalah menarik adalah terdapat mekanisme tuas yang diperpanjang yang berguna untuk meletakkan headset. Tuas ini berada di sisi samping sebelah kiri monitor, dekat dengan port USB. Fungsi ini memang terlihat sepele, tetapi sangat berguna ketimbang kamu kebingungan ingin meletakkan headset ketika sedang beristirahat bermain dalam keadaan headphone tetap terhubung ke monitor.
Karena para pemain eSport kebanyakan menggunakan headphone saat bertanding, maka tidak heran jika XL2546 tidak dilengkapi dengan speaker internal. Jika harus mendengarkan via speaker, maka kamu harus menggunakan sepaker eksternal yang mendukung kabel AUX. Hal ini cukup membantu ketika kamu tidak sedang ingin bermain gim, atau katakanlah ingin menonton film bersama keluarga.
Teknologi panel LCD yang digunakan pada monitor beresolusi Full HD (1920 x 1080 piksel) ini adalah Twisted Nematic (TN). Panel ini menawarkan response time yang lebih baik dibandingkan dengan panel In-Plane Swittching (IPS). Sehingga menjadikan XL2546 minim gangguan artifak saat menampilkan gambar bergerak.
Tetapi sayangnya panel layar TN tidak terlalu bagus dalam hal menyajikan kestabilan warna jika dilihat dari sudut pandang lebar. Dalam kasus Zowie XL2546, saya merasa konten warna pada layar lebih cepat memudar ketika monitor diarahkan ke atas (tilt up). Dengan demikian saya benar-benar mengatur monitor dalam posisi optimal sebelum bermain gim. Berdasarkan konsep awalnya yang menyasar untuk eSport, maka layar TN cocok untuk monitor ini karena setiap orang bermain gim pasti akan selalu memandang lurus ke layar dan membutuhkan ketajaman gambar.
Ketika menjajalnya dengan bermain gim The Witcher 3. Monitor dengan contrast ratio 1000:1 itu kurang efektif menampilkan kualitas warna hitam yang pekat. Area gelap atau adegan malam terlihat lebih ke arah abu-abu, yang seharusnya berwarna hitam. Kabar baiknya adalah detil yang ditawarkannya cukup tajam, mulai dari tekstur rumput yang bergerak tertiup angin hingga bulu Roach (nama kuda Geralt). Saya juga tidak melihat adanya gangguan luberan cahaya di pinggiran layar, artinya performa warna hitam stabil di seluruh area layar.
Tidak ada gangguan konten blur saat Geralt bergerak cepat, seperti berlari atau sedang bertarung melawan musuh menggunakan senjata. Partikel-partikel efek dari perlawanan terhadap musuh tampil dengan cukup jelas. Warna juga terlihat bagus, baik di area gelap dan terang.
Gim kedua yang saya mainkan untuk menguji keandalan XL2546 adalah Pro Evolution Soccer (PES) 2019. Pada gim olahraga yang rentan terhadap gerakan cepat ini, monitor agak menampilkan gangguan blur terutama saat tendangan bebas. Saya melihat tulisan nama-nama di atas pemain bola tidak tajam. Garis tengah lapangan juga terlihat buram ketika gerakan cepat. Tetapi untungnya masalah ini hanya terjadi pada adegan sangat cepat, tidak terjadi ketika para pemain berlari dan mengoper-oper bola.
Sama seperti ketika saya memainkan gim The Witcher 3, warna yang direproduksi saat bermain PES 2019 terlihat cerah dengan detil yang terjaga. Rumput-rumput di lapangan juga dapat ditampilkan dengan cukup detil. Material plastik matte pada bezel memang dapat menghindari pamain terkecoh, apalagi ketika bola sedang berada di dekat pinggiran layar. Saya tidak melihat adanya gangguan refleksi.
Kesimpulan
Setelah mengujinya, dapat saya katakan monitor BenQ Zowie XL2546 mudah digunakan mengingat hadirnya modul S-Switch serta antarmuka yang intuitif. Sebenarnya tanpa ada S-Switch, akses kontrol antarmuka menu sudah dapat dilakukan dengan mudah. Tetapi fungsi S-Switch akan benar-benar berguna ketika kamu sedang bermain gim serius (eSport) lantaran dapat mempesingkat waktu berkat preset skema warna dan scrolling wheel. Desainnya yang memiliki tingkat ergonomis tinggi juga mampu memberi tingkat optimal saat bermain gim apapun. Banderol harga yang ditawarkan untuk monitor BenQ Zowie XL2546 adalah Rp7.849.000.