sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id wd
Selasa, 24 Sep 2019 12:45 WIB

Canon EOS 200D II, DSLR modern dan wujud ringkas

Canon EOS 200D II memiliki ukuran ramping dan ringan dengan bobot hanya 654 gram. DSLR ini hadir dengan dua warna, yaitu hitam dan silver.

Canon EOS 200D II, DSLR modern dan wujud ringkas

Performa

Sensor 200D II memiliki kepekaan ISO 100 hingga 25.600 (dan selanjutnya dapat ditingkatkan hingga ISO 51.200). ISO tinggi memang dapat hasil yang lebih terang di kondisi cahaya remang ketimbang ISO rendah, tetapi dapat menimbulkan gangguan noise atau tampilan grain pada gambar. Kami menguji keunggulan 200D II dalam menangani gangguan noise di minim cahaya.

Canon EOS 200D II mulai tersandung gangguan noise mulai pada ISO 3200. Tetapi hasil foto ini masih layak cetak. Gangguan noise tersebut juga masih dapat dihilangkan menggunakan aplikasi olah gambar digital di PC atau sebagainya. Tetapi ketika kami memotret menggunakan ISO 6400, foto secara signifikan terlihat banyak gangguan noise. Jika kamu memotret menggunakan format RAW, noise pada hasil foto tersebut kemungkinan dapat diatasi secara benar dengan cara pengeditan sebelum mencetak. Namun jika format JPG yang digunakan, maka gangguan noise akan masih tampil.

Selama menguji 200D II, lensa yang kami gunakan adalah 18-55mm f/4-5.6 IS STM. Lensa ini juga merupakan kit yang hadir saat pembelian. Aperture pada focal length terpendek pada lensa bisa dibilang tidak terlalu besar dengan f/4. Dengan demikian, kami tidak terlalu melihat perbedaan yang mencolok ketika memotret wajah subjek menggunakan fitur Eye Detection. Sebagai catatan, fitur ini sangat berguna ketika memotret close-up wajah menggunakan lensa ber-aperture besar agar titik fokus jatuh di mata subjek.

Berbicara seputar Eye Detection AF, fitur ini memiliki respon cepat ketika kami memotret wajah orang. Titik fokus tetap mengikuti mata meski subjek bergerak cepat dan menghadap ke samping. Oleh karenanya, tidak perlu khawatir titik fokus akan jatuh ke bagian muka yang lain. Perlu diingat bahwa mata dianggap sebagai pusat wajah, jadi sangat penting berfokus ke arah ini.

Kecepatan Eye Detection AF tidak ubahnya dengan performa AF. Ketika memotret pada sinar matahari yang cukup, kami puas dengan performa AF yang responsif. Baik memotret menggunakan viewfinder atau mode Live View via LCD, performa AF secara akurat menentukan titik fokus. Kecepatan AF dibuktikan ketika memotret di daerah pantai, subjek yang begitu kecil langsung dapat dikunci.

Degradasi warna ketika memotret matahari yang hendak terbenam terpapar dengan mulus, dari warna biru hingga pelan-pelan berubah menjadi warna oranye ke arah matahari. Tetapi tingkat eksposur agak kurang dapat ditangani dengan baik pada perahu di area matahari terbenam. Tetapi secara keseluruhan hasil yang didapatkan cukup memuaskan. Pantulan cahaya oranye matahari juga tampak jelas pada laut dengan minim gelombang.

Lain halnya ketika memotret membalakangi matahari ketika ia masih tinggi di atas langit. 200D II masih dapat mereproduksi warna subjek secara relatif cepat. Artinya, kamera ini dapat mengkalkulasi AE dengan benar ketika matahari belum terlalu dekat di ufuk barat. Tidak ada banyak keluhan ketika kami memotret skema ini.

Ketika memotret pada malam hari yang ditemani oleh lampu-lampu pijar di pinggir pantai, kecepatan AF mulai menurun tetapi tidak terlalu menganggu. Lampu-lampu hiasan kecil pada perahu juga dapat ditampilkan dengan baik tanpa membias. Karena gangguan noise mulai tampak pada ISO 3200, maka kami menghindari penyetingan ISO tersebut yang berujung pada penurunan kecepatan shutter, sehingga mengharuskan kami menggunakan tripod agar lebih stabil.

Dari sisi video, resolusi maksimal yang dapat direkam adalah 4K dengan refresh rate 30 fps. Jika kamu ingin merekam menggunakan refresh rate lebih mulus dengan 60 fps, maka resolusi perekaman harus diturunkan menjadi Full HD (1080p) atau HD (720p).

Meski merekam menggunakan 4K menjadikan fotosite setiap piksel sensor akan menjadi lebih kecil jika dibandingkan merekam Full HD (atau HD), hasil ketika merekam 4K masih menampilkan cahaya yang cukup seperti merekam dengan resolusi rendah. Saat merekam menggunakan resolusi Full HD dengan 60 fps, frame rate tampak stabil meski di area gelap. Tetapi frame rate tersebut terkadang terlihat ada sedikit pengurangan saat merekam pada malam hari dengan pancahayaan lampu neon.

Kesimpulan

Mengingat DSLR memiliki ukuran yang biasanya lebih besar dibandingkan mirrorless yang dikarenakan oleh sistem mekanisme cermin dan pentaprisma di dalamnya, hal ini tidak terjadi pada 200D II. Jadi kamu dapat menggunakan DSLR ringan dengan viewfinder optik yang lebih superior ketimbang viewfinder elektronik (EVF) pada mirrorless.

Tetapi absennya sensor jarak menjadikan pengaturan di layar LCD sentuhnya agak sedikit memakan waktu, dan kemungkinan memerlukan adaptasi beberapa waktu agar terbiasa. Kami menyukai performa warna gambar dan respon AF 200D II yang cepat.

Sayangnya performa AF tidak diiringi dengan sistem continuous shooting yang mumpuni dengan 3,5 fps untuk titik fokus yang berubah-ubah mengikuti subjek. Jika kami melakukan continuous shooting dengan AF tetap, maka dapat merekam dengan kecepatan hingga 5 fps.

Jika tertarik memiliki DSLR ringan dan ringkas ini, maka kamu harus menyiapkan uang Rp10.758.000 atau kamu juga bisa beli secara online dengan cara mengunjungi link ini Canon 200D II.

 
Canon EOS 200D II
Bagus ...
  • Bodi ringan & ringkas
  • AF cepat & akurat
  • Konektivitas ke ponsel stabil
Kurang ...
  • Akses nirkabel ke ponsel agak panjang
  • Bodi agak ringkih
  •  

 

Share
×
tekid
back to top