Galaxy A70, seri A punya Samsung yang paling mantap saat ini
Samsung Galaxy A70 hadir dengan tiga kamera belakang. Masing-masing kamera memiliki resolusi 32 MP kamera utama, 8 MP ultrawide angle dan 5MP depth sensor.
Setelah melebur Galaxy J ke Galaxy A, Samsung getol menghadirkan sejumlah smartphone baru di Indonesia. Terbaru, vendor smartphone asal Korea Selatan ini membawa Galaxy A70 ke Tanah Air dengan mengandalkan kamera serta baterai besar. Berikut ulasan Tek.id setelah menggunakan Galaxy A70.
Tampilannya ngalahin Galaxy S10
Galaxy A70 hadir dengan tampilan lega, berkat dukungan layar Super Amoled 6,7 inci dan poni Infinity-U. Bezelnya juga tipis dengan rasio screen-to-body mencapai 86%. Dibanding Galaxy S10+, A70 memiliki layar yang lebih lega dimana flagship tersebut ditopang layar 6,4 inci.
Meski ukuran layarnya lebih lebar, hal tersebut tak lantas membuat Galaxy A70 memiliki bobot yang berat. Bobot smartphone ini hanya sekitar 183 gram, cukup nyaman dan tak terlampau berat meski digenggam satu tangan. Hanya saja pengoperasiannya agak sulit dilakukan dengan satu tangan karena layarnya yang lebar.
Sayangnya material yang membalut A70 terbilang standar karena menggunakan polycarbonate. Berbeda dengan Galaxy seri A di tahun-tahun sebelumnya. Alhasil, tampilannya terkesan kurang elegan.
Penepatan tombolnya hampir serupa dengan smartphone merek lain. Tombol volume dan power berada di kanan ponsel secara sejajar. Di sisi kiri, terdapat slot kartu SIM ganda serta slot microSD khusus. Jack audionya ditempatkan di bawah ponsel, sejajar dengan port USB tipe C, disertai mic dan speaker.
Kamera memuaskan
Samsung Galaxy A70 hadir dengan tiga kamera belakang. Masing-masing kamera memiliki resolusi 32 MP kamera utama, 8 MP ultrawide angle dan 5MP depth sensor. Banyak mode yang ditawarkan Samsung di kamera Galaxy A70, di antaranya mode Hyperlapse, Slow Motion, Super Slow Motion, Auto, Live Focus, Pro dan Panorama.
Di beberapa mode, ada opsi ultrawide angle untuk mendapatkan sudut pengambilan gambar yang lebih lebar. Di opsi pemotretan standar di luar ruangan, kamera Galaxy A70 berhasil melakukan tugasnya dengan baik. Detail gambar yang dihasilkan tampak jelas. Eksposure-nya tertata rapi, demikian pula dengan reproduksi warnanya. Sejauh pengamatan saya, warnanya mampu tampil dengan akurat. Penggunaan mode HDR akan menambah detail foto dan warnanya.
Hasil yang baik juga saya dapatkan ketika memotret di dalam ruangan. Detail masih bisa ditangkap dengan baik kendati pencahayaan yang ada cukup terbatas. Eksposure-nya juga tertata dengan baik. Warnanya pun masih akurat. Sejauh ini, hasil foto dalam ruangan masih sama baiknya dengan foto di luar ruangan.
Ketika saya menggunakan opsi ultrawide angle, ada perbedaan yang cukup signifikan. White Balanced gambar tidak lagi akurat. Ada distorsi yang muncul di bagian pinggir hasil foto, meskipun porsinya sangat sedikit. Detail gambar juga tampak berkurang.
Perubahannya akan semakin terasa ketika saya memotret di dalam ruangan. Warnanya sedikit menguning. Tampaknya ada perubahan white balanced yang sangat signifikan di sini. Detail pun semakin berkurang, bahkan dari hasil foto ultrawide angle di luar ruangan.
Hal lain yang menjadi perhatian saya adalah lambatnya kinerja scene optimizer. Dalam beberapa kali percobaan, AI-nya butuh waktu lebih lama dibanding beberapa ponsel di kelasnya untuk mengenali objek dalam frame.
Sementara itu di mode Live Focus, ada pilihan untuk mengatur efek blur. Saya sangat puas dengan hasil foto menggunakan mode Live Focus. Blurnya tampak rapi. Kamera Galaxy A70 mampu mengenali latar belakang dengan baik. Bahkan pinggiran pakaian saya bisa dipisahkan dengan sempurna dari latar belakangnya.
Beralih ke kamera depan, Samsung menawarkan sensor 32MP dan bukaan f/2.0 di Galaxy A70 untuk mengakomodir aktivitas selfie. Berbeda dengan kamera belakangnya yang kaya akan fitur dan mode, kamera depan ini hanya menawarkan mode Live Focus dan video saja. Namun pengguna masih bisa menggunakan mode HDR untuk mempercantik foto selfie.
Selama menjajal ber-selfie dengan Galaxy A70, saya mendapati kamera depannya mampu mengakomodir gambar dengan cukup bagus. Hal ini terlihat khususnya ketika saya mengaktifkan mode HDR. Dengan menggunakan mode tersebut, foto selfie saya tampak menawan dengan detil yang tajam serta kontras warna yang sama tajam. Saat berfoto dengan latar pohon dan langit pun, kamera A70 mampu menangkapnya dengan baik dan begitu jelas baik dari sisi warna maupun ketajaman gambar.
Jika dibandingkan dengan gambar selfie tanpa mode HDR, hasil fotonya memang sama-sama menampilkan wajah dengan kualitas yang bagus dan tajam. Namun background foto selfie tanpa HDR tak begitu jelas, dimana fokusnya terlihat pada subjek utama. Sementara itu detil warna langit hanya berwarna putih.
Hasil yang sama juga terlihat saat saya mencoba ber-selfie di dalam ruangan. Terlihat foto yang dihasilkan dengan mode HDR, warnanya lebih kontras khususnya di latar belakang gambar. Sementara itu background foto serupa tanpa menggunakan mode HDR tampak putih, sehingga tak terlihat jelas.
Secara keseluruhan, foto selfie dengan mode foto selfie dengan mode HDR memang lebih ciamik karena terlihat lebih jelas baik subjek utama maupun latar belakangnya. Namun penilaian ini relatif, karena biasanya kamera depan hanya fokus pada subjek, ketimbang pada background-nya sekaligus. Tentunya, baik pakai HDR atau tidak, foto selfie saya di Galaxy A70 terlihat ciamik. Sayangnya, tombol fitur HDR harus selalu diakses melalui pengaturan kamera sehingga terbilang kurang ringkas.
Foto selfie di malam hari juga tak kalah berkualitas. Meski smartphone ini tak hadir dengan mode malam secara khusus, jepretannya tetap menawan. Detil wajahnya terlihat tajam, bahkan minim noise. Warnanya juga tampak natural, begitu pula dengan background foto dimana detilnya terlihat cukup tajam serta kontras warna yang menawan.
Selain sejumlah fitur itu, pengguna juga bisa memanfaatkan sejumlah fitur lain yang tersedia baik di kamera depan maupun kamera utama Galaxy A70. Misalnya fitur AR Stiker, efek beauty hingga filter foto.
Mode videonya sendiri memiliki pilihan untuk merekam dengan resolusi Full HD pada 60fps. Hasilnya memang bagus, namun ada satu kekurangan di sektor ini, yakni absennya fitur stabilizer baik OIS maupun EIS. Hasilnya, gambar menjadi mudah bergoyang. Guncangan sedikit akan sangat terasa ketika merekam video.
Bicara soal pengambilan video, ada pilihan untuk mengaktifkan mode Super Slow Motion atau Slow Motion. Keduanya hadir dengan konsep yang sama. Bedanya, durasi perekaman pada mode Super Slow Motion hanyalah 8 detik. Kendati begitu, kecepatan dari video itu dikurangi dengan signifikan. Lebih lambat dari mode Slow Motion biasa. Plusnya lagi, ada musik pengiring yang bisa diganti sesuai keinginan.
Sementara mode Slow Motion biasa, bisa merekam dengan durasi yang tidak terbatas. Pilihan editingnya juga lebih banyak dengan opsi pengaturan kecepatan dan Split, untuk memecah slow motion menjadi dua bagian yang berbeda.
Performa andal
Samsung memperkuat A70 dengan prosesor Qualcomm Snapdragon 675 yang resmi diperkenalkan Qualcomm secara umum pada Oktober 2018. Ini menjadikan A70 sebagai smartphone seri A pertama terbaru yang menggunakan chipset Snapdragon. Chipset ini hadir sebagai sang penerus Snapdragon 660 sebelumnya.
Di sisi gaming, Snapdragon 675 diklaim dirancang untuk memberikan pengalaman bermain gim dengan frame rate tinggi dan halus. System-on-chip (SoC) ini juga dibekali CPU Kyro 460 dengan GPU Adreno. Teknologi ini hadir untuk mengurangi gangguan saat bermain hingga 90 persen.
Sedangkan di bagian kamera, peningkatan kemampuan AI sangat diperhatikan. Prosesor ini juga mendukung konfigurasi tiga kamera di depan atau belakang, dengan dukungan kamera mulai dari telefoto, sudut lebar, dan pengambilan gambar super lebar, mode potret yang ditingkatkan (Bokeh), pembukaan wajah 3D, dan ‘epik’ selfies.
Benchmark pertama yang dijalankan untuk mengukur performa Galaxy A70 adalah dengan aplikasi 3D Mark. Pengujian untuk mengukur seberapa andal prosesor yang dihadirkannya ini dapat ditoreh Galaxy A70 dengan nilai 1060 untuk Sling Shot Extreme, 1610 untuk Sling Shot, dan 23043 untuk Ice Storm Unlimited. Sebagai perbandingan, smartphone yang diperkuat dengan prosesor mobile sejenis yakni, Vivo V15 Pro, mampu menggaet nilai 1166 untuk Sling Shot Extreme, 1787 untuk Sling Shot, dan 24769 untuk Ice Storm Unlimited.
Selain dipersenjatai dengan prosesor yang sama (Snapdragon 675), baik Samsung Galaxy A70 dan Vivo V15 pro juga memiliki RAM dan penyimpanan internal yang sama, yaitu 6 GB dan 128 GB.
Saat saya menjalankan benchmark untuk mengukur seberapa cepat akses penyimpanan internal Galaxy A70 menggunakan aplikasi AndroBench, smartphone kelas menengah dari Samsung tersebut berkinerja cukup baik dengan menyodorkan kecepatan 508 MB/s untuk Sequential Read. Sedangkan performa Random Read yang dimilikinya adalah 130 MB/s. Sebagai perbandingan, Vivo V15 Pro memiliki performa Sequential Read 299 MB/s dan Random Read 70 MB/s.
Selanjutnya saya menjalankan pengujian sintetis menggunakan aplikasi PCMark. Benchmark ini mengukur seberapa andal Galaxy A70 menghadapi tugas produktivitas sehari-hari. Pekerjaan yang diuji dalam tolok ukur tersebut adalah performa pengeditan video serta audio, penulisan data ke penyimpanan, dan kalkulasi data. Nilai keseluruhan yang dapat dicapai Galaxy A70 adalah 7408. Sebagai informasi, dengan prosesor dan kapasitas RAM serta penyimpanan yang sama, Vivo V15Pro mampu mengumpulkan nilai 7750.
Soal baterai, Galaxy A70 dibekali dengan kapasitas daya 4500 mAh. Jumlah ini terbilang besar untuk ukuran smartphone. Samsung juga membekali A70 dengan fitur fast charging 25W guna membantu pengisian daya dengan cepat. Menariknya, charger bawaan Galaxy A70 menggunakan USB C to C sehingga semakin membuat ponsel ini lebih cepat ketika mengisi baterai.
Dengan charger bawaannya, baterai Samsung Galaxy A70 mampu terisi penuh hanya sekitar 1,5 jam. Hal ini menjadi nilai lebih bagi smartphone tersebut mengingat biasanya baterai berdaya besar membutuhkan waktu berjam-jam ketika diisi ulang hingga penuh.
Fitur pendukung lainnya seperti pemindai wajah dan pemindai sidik jari di layar juga bisa dijalankan dengan baik dalam dalam waktu singkat. Saya juga mencoba memutar musik di Galaxy A70. Kualitas audionya terbilang biasa untuk smartphone kelas menengah dari Samsung.
Kesimpulan
Samsung Galaxy A70 di Indonesia dibanderol seharga Rp5.799.000. Dengan kulitas gambar dan videonya yang bagus, smartphone ini layak dilirik Sahabat Tek yang mencari ponsel lima jutaan. Apalagi performanya juga patut diandalkan. Sayangnya smartphone ini tak didukung fitur NFC, padahal rentang harganya tak begitu jauh berbeda.